DISKUSI 8 TUTORIAL ONLINE AKUTANSI MENENGAH (ADBI4335)

 


Diskusi 8

Dalam Forum Diskusi yang berkaitan dengan Perubahan Akuntansi dan Koreksi Kesalahan, dengan ini rekan-rekan Mahasiswa diminta untuk mendiskusikan hal sebagai berikut :

Seringkali terjadi  kesalahan dalam Laporan Keuangan suatu perusahaan :

  1. Apa yang sering menjadi penyebab dari kesalahan tersebut ? 
  2. Bagaimana cara mengoreksi kesalahan Laporan Keuangan?  
  3. Mengapa kesalahan yang terjadi pada proses penyusunan Laporan Keuangan harus segera diperbaiki ?
  4. Apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi timbulnya kesalahan-kesalahan dalam menyusun laporan keuangan perusahaan ?

Selamat berdiskusi. Tetap Semangat.


PENDAPAT DISKUSI :

 

1.    Apa yang sering menjadi penyebab dari kesalahan tersebut ? 

 

Keliru Memperhitungkan Persediaan Barang

Persediaan dalam perusahaan dagang merupakan aset yang penting. Tentunya perusahaan akan melakukan perhitungan secara fisik untuk menyesuaikan dengan laporan persediaan yang telah dibuat sebelumnya. Bisa saja karena salah memperhitungkan membuat persediaan di akhir periode terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Hal ini nanti akan berdampak pada neraca yang ada dalam  laporan  keuangan.

Salah Posting

Kesalahan pencatatan bisa saja terjadi sehingga nominal untuk akun yang digunakan tidak sesuai. Misalnya saja saat penjualan tunai anda keliru membukukan nya sebagai penjualan kredit. Hal ini berdampak pada hutang bertambah dan kelebihan kas saat dilakukan cash opname.

Tidak Menghitung Harga Pokok Penjualan Secara Cermat

Dalam menentukan harga pokok penjualan dalam perusahaan harus memperhatikan tiga hal yakni persediaan, pembelian bersih dan retur. Mungkin saja anda lupa untuk memasukkan biaya angkut dan retur untuk menghitung harga pokok penjualan tersebut. Akhirnya harga pokok penjualan yang ditampilkan tidak akurat lagi.

Tidak Bisa Membedakan Akuntansi Berbasis Akrual dan Kas

Pencatatan akuntansi untuk penerimaan dan pengeluaran kas terbagi atas  dua  metode yakni akrual dan kas basis. Ada perbedaan saat  pencatatan  kas menggunakan dua metode ini. misalnya saja untuk metode cash basis biaya dicatat saat mengeluarkan uang sedangkan accrual basis pencatatan dilakukan saat biaya tersebut digunakan.

Laporan Usia Piutang Usaha Yang Buruk

Bagi perusahaan dagang tentu sering mendapati penjualan secara kredit. Dalam penjualan kredit sangat perlu untuk memperhitungkan usia piutang usaha. Jangan sampai anda hanya sibuk menjual secara kredit namun lupa menagih piutang. Bisa- bisa perusahaan kekurangan kas untuk biaya operasionalnya jika piutang tak anda tagih-tagih.

Kesalahan Penulisan Desimal

Bisa saja kesalahan dalam laporan keuangan perusahaan dagang  karena  keliru  dalam menulis decimal. Bisa saja anda harus nya menuliskan Rp. 10.000.000 namun ditulis menjadi Rp. 1.000.000. kesalahan ini bisa berakibat pada nominal dalam  laporan keuangan tak sesuai dengan kenyataan yang ada. Informasi yang ditampilkan dalam laporan tersebut menjadi tidak akurat dan accountable.

Tidak Memperhitungkan Biaya Angkut

Mungkin laporan keuangan anda keliru karena lupa untuk memperhitungkan biaya angkut. Biaya angkut ini bisa timbul saat membeli barang maupun menjual barang kekonsumen. Ada beberapa ketentuan dalam pengiriman barang seperti FOB, CIF maupun CNF. Ada biaya barang angkut yang ditanggung pihak pembeli namun ada pula yang ditanggung oleh pihak penjual. Untuk itu sebelum membeli pastikan dahulu ketentuan biaya angkutnya agar tidak salah dalam memperhitungkan harga pokok penjualan .

 

 

 

 

2.    Bagaimana cara koreksi kesalahan Laporan Keuangan?  

Cara mengoreksi kesalahan laporan keuangan pada umumnya adalah melakukan jurnal, posting ulang, melakukan pengecekan kembali pencatatan persediaan dan melakukan pengecekan kembali akun. Jurnal koreksi salah catat yang dibuat untuk membetulkan kesalahan –kesalahan akan tergantung pada bentuk laporan laba rugi yang disusun.

 

Bila laporan laba rugi disusun dengan cara All Inclusive, yaitu semua elemen yang mempengaruhi perhitungan laba rugi dilaporkan dalam laporan laba rugi, maka jurnal koreksi akan dicatat dalam rekening-rekening nominal.

 

Bila laporan laba rugi disusun dengan cara Current Operating Performance, yaitu laporan laba rugi hanya menunjukkan transaksi-transaksi yang sering terjadi yang timbul dalam periode itu maka jurnal koreksi akan dicatat dalam rekening Laba Tidak Dibagi. Dan dilaporkan dalam laporan laba tidak dibagi.

 

Berikut ini contoh soal koreksi kesalahan dalam akuntansi untuk membetulkan kesalahan-kesalahan yang terjadi dan dan pengaruh masing-masing keslahan terhadap neraca dan laporan laba rugi.

Cara #1. Kesalahan dalam Persediaan Barang

Misalnya persediaan barang tanggal 31 Desember 2015 terlalu kecil Rp. 10.000.000. Akibat dari kesalahan ini terhadap neraca dan laporan laba rugi adalah :

Laporan Laba Rugi :

Tahun 2015 :

Harga Pokok Penjualan terlalu besar karena persediaan akhir terlalu kecil. Laba bersih terlalu kecil.

Tahun 2016 :

Harga pokok penjualan terlalu kecil karena persediaan awal terlalu kecil. Laba bersih terlalu besar.

Neraca :

Tahun 2015 :

Aktiva terlalu kecil karena persediaan terlalu kecil. Laba tidak dibagi terlalu kecil. Tahun 2016 :

 

Neraca sudah benar karena kesalahan tahun 2015 dibenarkan oleh kesalahan tahun 2016.

Bila kesalahan ini diketahui sebelum tutup buku tahun 2016, maka kesalahan ini perlu dibetulkan.

Contoh jurnal koreksi persediaan untuk membetulkan kesalahan seperti ini adalah sebagai berikut :

Persediaan Barang                                        Rp. 10.000.000 Koreksi Laba Tahun-tahun lalu

(Laba tidak dibagi)                                            Rp. 10.000.000

Jika kesalahan ini baru ketahui sesudah penutupan buku tahun 2016, maka tidak diperlukan jurnal koreksi karena kesalahan akhir 2015 yang terlalu kecil sudah dibetulkan dengan kesalahan persediaan awal tahun 2016 yang terlalu besar.

 

Cara #2. Kesalahan dalam Pembelian dan Persediaan Barang

 

Misalnya barang-barang seharga Rp. 200.000 yang dibeli tahun 2015 baru dicatat dalam tahun 2016.

Barang-barang tersebut tidak termasuk dalam perhitungan persediaan akhir tahun 2015.

Akibat dari kesalahan ini terhadap neraca dan laporan laba rugi adalah :

Laporan Laba Rugi :

Tahun 2015 :

Harga Pokok Penjualan benar, karena pembelian terlalu kecil diimbangi dengan persediaan akhir yang terlalu kecil. Laba bersih benar.

Tahun 2016 :

Harga Pokok Penjualan benar karena pembelian terlalu besar diimbangi dengan persediaan awal yang terlalu kecil. Laba bersih benar.

Neraca:

Tahun 2015:

Aktiva dan utang terlalu kecil. Laba tidak dibagi benar. Tahun 2016 :

Aktiva dan utang sudah benar karena kesalahan dalam tahun 2015 dibenarkan oleh kesalahan tahun 2016.

Bila kesalahan ini diketahui sebelum tutup buku tahun 2016, maka kesalahan ini perlu dibetulkan. Cara koreksi kesalahan laporan keuangan seperti ini adalah dengan jurnal koreksi seperti berikut ini:

Persediaan Barang Rp. 200.000

Pembelian                                       Rp. 200.000

Jika kesalahan ini baru diketahui sesudah penutupan buku tahun 2016 tidak diperlukan jurnal koreksi karena kesalahan persediaan akhir dan pembelian tahun 2015 sudah dibetulkan dengan adanya kesalahan persediaan awal dan pembelian tahun 2016.

 

 

Cara #3. Kesalahan Mencatat Pembelian

Misalnya pembelian sebesar Rp. 150.000,- pada akhir tahun 2015 baru dicatat pada awal tahun 2016.

Barang-barang ini termasuk dalam perhitungan persediaan akhir tahun 2015.

Akibat dari kesalahan ini terhadap neraca dan laporan laba rugi nampak sebagai berikut:

 

Laporan Laba Rugi :

Tahun 2015 :

Harga Pokok Penjualan terlalu kecil karena pembelian terlalu kecil. Laba bersih terlalu besar.

Tahun 2016 :

Harga Pokok Penjualan terlalu besar karena pembelian terlalu besar. Laba bersih terlalu kecil

 

Neraca:

Tahun 2015 :

Aktiva benar, tapi utang terlalu kecil. Laba tidak dibagi terlalu besar. Tahun 2016:

Neraca sudah benar karena kesalahan tahun 2015 sudah dibetulkan oleh kesalahan tahun 2016.

Bila kesalahan ini diketahui sebelum tutup buku tahun 2016, maka kesalahan ini perlu dibetulkan.

Cara koreksi kesalahan laporan keuangan dari kasus seperti itni adalah dengan jurnal koreksi seperti berikut ini:

Koreksi Laba Tahun-tahun lalu (Laba Tidak Dibagi) Rp. 150.000 Pembelian                                                       Rp. 150.000

Bila kesalahan ini baru ketahui sesudah tutup buku tahun 2016, maka tidak diperlukan jurnal koreksi karena kesalahan pembelian tahun 2015 yang terlalu kecil sudah dibetulkan dengan kesalahan pembelian tahun 2016 yang terlalu besar.

 

 

 

3.    Mengapa kesalahan yang terjadi pada proses penyusunan Laporan Keuangan harus segera diperbaiki ?

 

Kesalahan pada Laporan Keuangan harus segera di perbaiki agar catatan-catatan akuntansi sesuai dengan keadaan sesungguhnya, sehingga data yang dihasilkan dapat menjadi dasar dalam pengambilan keputusan dan tidak menyesatkan selain itu agar fungsi dari Laporan keuangan dapat dicapai diantaranya membantu pihak manajemen mengetahui resiko keuangan, membantu seluruh pihak perusahaan untuk mengetahui kondisi keuangan, menilai persentase laba yang bisa dicapai, hingga membuat perencanaan bisnis.

 

 

 

4.    Apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi timbulnya kesalahan-kesalahan dalam menyusun laporan keuangan perusahaan ?

Menurut PSAK No.1 Tahun 2015, definisi laporan keuangan adalah dokumen terstruktur yang berisi catatan posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Secara umum, orang mengenal laporan keuangan sebagai ringkasan seluruh transaksi bisnis yang pernah terjadi dalam suatu periode.

Bagi pelaku usaha, keberadaan laporan keuangan ini begitu penting guna membangun bisnis yang sehat. Selain itu, catatan keuangan juga dapat berperan sebagai alat untuk mengevaluasi bisnis, mengambil keputusan, mendatangkan investor, hingga menentukan pajak. Untuk membuat laporan keuangan.

Berikut tips agar meyusun laporan keuangan menjadi lebih akurat dan valid:

 

·                     Mulailah dengan Mengumpulkan serta Mencatat Transaksi pada Jurnal

Dalam dunia akuntansi, jurnal dikenal sebagai dokumen yang berisi catatan setiap transaksi bisnis yang pernah terjadi. Transaksi bisnis sendiri banyak jenisnya, ada transaksi penjualan produk, transaksi pembelian bahan baku, transaksi penukaran barang, hingga transaksi sewa menyewa.

Bila bisnis Anda pernah melakukan transaksi di atas, cobalah untuk mengumpulkan bukti transaksi seperti kuitansi atau faktur. Setelah bukti terkumpul, baru kemudian catat seluruh transaksi secara rinci pada jurnal. Nantinya, jurnal ini akan menjadi penghubung antara transaksi dengan buku besar serta siklus akuntansi lainnya.

 

·                     Masukkan Jurnal ke Buku Besar

Secara teknis, Buku Besar(General Ledger) merupakan dokumen yang berisi catatan perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu akun karena adanya transaksi keuangan dalam suatu periode akuntansi. Dengan kata lain, fungsi dari Buku Besar adalah meringkas semua data transaksi yang tertulis di jurnal umum.

Memasuki akhir periode, Buku Besar dibutuhkan sebagai sumber data untuk membuat laporan keuangan perusahaan. Nah, Fokus pada tahap ke dua ini adalah memindahkan transaksi yang sudah didokumentasikan di jurnal ke akun-akun yang sesuai dengan rinci.

 

·                     Buatlah Neraca Saldo

Setelah menyusun buku besar, tahap selanjutnya adalah membuat neraca saldo. Apa itu?

Neraca saldo disusun untuk mengetahui keseimbangan antara jumlah debit dan kredit pada akun-akun yang ada di Buku Besar. Oleh karena itu, setelah membuat Buku Besar, Anda perlu mengelompokkan daftar rekening yang ada di Buku Besar ke dalam kategori pasiva atau kategori aktiva.

 

·                     Kumpulkan Data untuk Menyusun Jurnal Penyesuaian

Tak menutup kemungkinan, dalam menjalankan bisnis bisa saja ada kemungkinan transaksi belum tercatat atau  transaksi  terjadi  di  akhir  pembuatan laporan  keuangan. Alhasil, perhitungan yang telah dilakukan pun menjadi tidak valid karena ada transaksi yang belum diproses. Bila terjadi kasus seperti ini, silakan kumpulkan seluruh transaksi yang belum tercatat sebagai bahan untuk membuat jurnal penyesuaian.

 

·                     Buatlah Neraca Lajur

Neraca lajur dibuat untuk mempermudah proses penyusunan laporan keuangan. Dalam penyelenggaraan sistem akuntansi secara manual, dokumen neraca lajur memuat kolom-kolom berisi neraca saldo, penyesuaian, neraca saldo sesudah penyesuaian, neraca, perhitungan laba rugi.

Di sisi lain, neraca lajur juga bisa digunakan sebagai alat untuk mengecek kesalahan yang mungkin terjadi ketika Anda melakukan penyesuaian.

 

·                     Susun Laporan Keuangan

Bila ke lima proses di atas telah selesai dilakukan, barulah kemudian Anda bisa membuat laporan keuangan yang terdiri dari laporan neraca, laporan laba rugi, hingga laporan perubahan modal. Keberadaan laporan keuangan sendiri terbilang penting bagi sebuah bisnis.

Melalui catatan keuangan, pelaku usaha bisa mengetahui bagaimana bisnisnya berkembang serta dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan. Sementara bagi investor, laporan keuangan menjadi bahan pertimbangan utama untuk mengalokasikan uangnya ke perusahaan tersebut.

 

·                     Biar Lebih Praktis Manfaatkan Software Akuntansi

Saat ini, sebagian besar operasional bisnis dilakukan secara komputerisasi. Bila kesulitan     untuk     membuat     laporan     keuangan,      Anda      dapat  menggunakan software akuntansi yang banyak beredar di pasaran.

Di      samping      mudah      digunakan,      pembuatan      catatan       keuangan melalui software akuntansi bisa meminimalisasi risiko kehilangan, kebakaran, dan kerusakan. Selain itu, pemakaian software akuntansi biasanya dapat dilakukan di mana dan kapan saja sehingga tidak perlu berada di kantor untuk membuat laporan keuangan.

 

 

 

Sumber Referensi :

- BMP ADBI 4335; Sri Daryanti; Akuntansi Menengah; Universitas Terbuka 2020

- Materi Inisiasi 8 Tutorial Online Mata Kulian Akuntansi Menengah Universitas Terbuka.

- https://ukirama.com/blogs/7-kesalahan-yang-sering-terjadi-dalam-membuat-laporan- keuangan-perusahaan-dagang

- https://www.akseleran.co.id/blog/laporan-keuangan/