DISKUSI 4 TUTORIAL ONLINE BISNIS INTERNASIONAL (ADBI4432)

 

DISKUSI 4 :

Dalam berpartisipasi dalam bisnis internasionalbanyak cara yang diupayakan negara untuk mengatur bisnis internasionalnya agar mencapai tujuan secara optimal. Oleh karena itu beragam instrument kebijakan dalam perdagangan internasional yang bisa menjadi pilihan setiap negara. Jelaskan pendapat Saudara mengenai beragam instrumen kebijakan perdagangan internasional yang berlaku di Indonesia, serta bagaimana pendapat Saudara mengenai efektifitas pelaksanaannya saat ini dalam mendukung keberhasilan bisnis internasional negara Indonesia.  Berikan contoh untuk masing-masing instrument tersebut. 


PENDAPAT DISKUSI :

Aktivitas perdagangan internasional merupakan sebuah bentuk interaksi yang cukup kompleks dari keseluruhan interaksi dalam dunia internasional. Masing-masing negara yang terlibat bukan hanya mengikutsertakan kepentingan ekonomi, tetapi juga mempertimbangkan aspek politik, bahkan keamanan. Hal-hal semacam itulah yang semakin membuat perdagangan internasional menjadi kompleks. Terdapat beberapa macam instrumen kebijakan yang dikeluarkan suatu negara termasuk Indonesia dalam perdagangan internasionalnya dengan negara lain, diantaranya :

1. Tariff;

Tariff dapat diartikan sebagau sejenis pajak atas barang-barang yang diperdagangkan. Terdapat dua jenis tariff, yaitu tariff spesifik yang diberlakukan sebagai beban unit yang diimpor dan tariff ad valorem yang dikenakan berdasarkan persentase tertentu dari nilai komoditas yang diimpor.

Contohnya : Tarif nominal. Besarnya persentase tarif suatu barang tertentu yang tercantum dalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI).

2. Subsidi Ekspor;

Subsidi ekspor adalah pembayaran oleh pemerintah dalam jumlah tertentu kepada suatu perusahaan atau perseorangan yang giat menjual barang ke luar negeri. Dengan subsidi ini, harga suatu komoditas yang akan diperdagangkan akan dapat diturunkan sehingga dapat bersaing di dunia internasional.

Contohnya : Subsidi ekspor di bidang komoditas pangan

 

3. Kuota Impor;

Kuota Impor merupakan pembatasan langsung atas jumlah barang yang boleh diimpor. Pembatasan ini diberlakukan oleh negara kepada pihak yang mengimpor suatu produk, yaitu terdapat ketentuan jumlah yang boleh diimpor, tidak diperbolehkan melebihi jumlah maksimal. Bentuk pembatasan ini lahir dari kenyataan bahwa seringnya komoditas impor justru lebih menguasai pasar domestik dan berimplikasi logis pada kehidupan perusahaan lokal.

Contohnya : Kuota impor daging sapi dari Australia dan India

 

4. Voluntary Export Restraint (VER);

Juga dikenal dengan pengekangan ekspor secara sukarela. Merupakan bentuk pembatasan (kuota) atas jangkauan atau tingkat intensitas hubungan perdaganagan internasional yang dikenakan oleh pihak negara pengekspor, jadi bukan oleh pihak pengimpor. Secara politis, VER merupakan pilihan efektif yang menawarkan beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan kebijakan tariff. Namun ternyata hal itu justru menimbulkan kerugian yang lebih besar dari segi ekonomi.

Contohnya : Penerapan Ekspor oleh Pemerintah Indonesia terhadap ekspor Minyak kelapa sawit (CPO)

 

5. Persyaratan Kandungan Lokal (Local Content Requirement);

Merupakan suatu pengaturan yang mensyaratkan bahwa bagian-bagian tertentu dari suatu produk secara fisik harus dibuat di dalam negeri atau menggunakan bahan baku komponen-komponen lokal. Pertimbangan atas instrumen yang satu ini menjelaskan perhitungan bahwa keuntungan domestik akan lebih maksimal karena, selain diperoleh dari tiap unit komoditas yang diimpor, juga dapat menambah keuntungan pasar domestik. Kelemahannya adalah kurang jelasnya sistematikan yang ada. Misalnya, mengenai jumlah maksimal dan regulasi komoditas antara satu negara pengimpor dan negara-negara lain.

Contohnya : Pemasaran Automotiv impor didalam negeri yang harus mengandung kandungan lokal dalam batas-batas tertentu.

 

Efektifitas pelaksanaan beragam instrumen kebijakan dalam perdagangan internasional ini dalam mendukung keberhasilan bisnis internasional negara Indonesia sangat efektif, karena disamping melindungi perekonomian dalam negeri terutama dalam kejadian impor dari luar negeri,  juga dapat meningkatkan nilai tambah sumber daya alam yang banyak tersedia didalam negeri yang selama ini lebih dikenal sebagai bahan baku yang lebih banyak diekspor untuk memenuhi kebutuhan negara lain.

 

 

SUMBER BERPENDAPAT :

- BMP ADBI4432; EDISI 2; RATIH PURBASARI; BISNIS INTERNASIONAL; UNIVERSITAS TERBUKA; FEBRUARI 2023.