DISKUSI 8 ADMINISTRASI PERPAJAKAN (ADBI4330)
PENDAPAT DISKUSI :
Kewajiban Utama Wajib Pajak :
Sebagai wajib pajak, Rina memiliki beberapa kewajiban utama yang
harus dipatuhi. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Membayar Pajak :
Wajib pajak harus membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Pajak yang harus dibayarkan dapat berupa pajak penghasilan, pajak
pertambahan nilai (PPN), pajak bumi dan bangunan (PBB), dan sebagainya.
2. Menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) :
Wajib pajak harus menyampaikan SPT kepada otoritas pajak setiap
tahun. SPT berisi informasi tentang penghasilan, pengeluaran, dan aset wajib
pajak yang digunakan untuk menghitung jumlah pajak yang harus dibayarkan.
3. Menghitung dan Melaporkan Pajak :
Wajib pajak harus menghitung jumlah pajak yang harus dibayarkan
berdasarkan informasi yang tercantum dalam SPT. Setelah itu, wajib pajak harus
melaporkan jumlah pajak yang telah dihitung kepada otoritas pajak.
4. Mengikuti Ketentuan Perpajakan:
Wajib pajak harus mematuhi ketentuan perpajakan yang berlaku.
Hal ini termasuk mengikuti aturan mengenai pemotongan pajak, pelaporan
transaksi, dan penyimpanan dokumen perpajakan.
Pentingnya Menyampaikan SPT :
Menyampaikan
SPT secara tepat waktu dan akurat sangat penting bagi wajib pajak. Berikut
adalah alasan mengapa penting untuk menyampaikan SPT:
1.
Kepatuhan Hukum :
Menyampaikan SPT adalah kewajiban hukum yang harus dipatuhi oleh
wajib pajak. Dengan mematuhi kewajiban ini, wajib pajak dapat menjaga kepatuhan
hukum dan menghindari sanksi atau denda yang mungkin dikenakan oleh otoritas
pajak.
2.
Perhitungan Pajak yang
Akurat :
SPT digunakan oleh otoritas pajak untuk menghitung jumlah pajak
yang harus dibayarkan oleh wajib pajak. Dengan menyampaikan SPT yang akurat,
wajib pajak dapat memastikan bahwa jumlah pajak yang dibayarkan sesuai dengan
ketentuan perpajakan yang berlaku.
3.
Mendapatkan Potensi
Pengembalian Pajak :
Bagi wajib pajak yang memiliki hak atas pengembalian pajak,
menyampaikan SPT adalah langkah penting untuk memastikan bahwa mereka dapat
memperoleh pengembalian pajak yang seharusnya. Tanpa SPT yang lengkap dan
akurat, wajib pajak mungkin kehilangan kesempatan untuk mendapatkan
pengembalian pajak yang seharusnya.
4.
Membangun Reputasi Baik :
Menyampaikan SPT dengan tepat waktu dan akurat dapat membantu
membangun reputasi baik sebagai wajib pajak yang patuh. Hal ini dapat
memberikan manfaat dalam hubungan dengan otoritas pajak dan juga dalam hal
kredibilitas keuangan pribadi atau bisnis.
SUMBER BERPENDAPAT :
Wahyuningsih dkk, Tiesnawati, November 2023, Administrasi
Perpajakan, Jakarta, Universitas Terbuka.
Sumber
dasar hukum terkait kewajiban wajib pajak dapat ditemukan dalam Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) dan
peraturan perpajakan yang terkait.
DISKUSI 8 PSIKOLOGI INDUSTRI (ADBI4410)
Ergonomi di tempat kerja mengacu pada desain lingkungan kerja yang mengoptimalkan kesehatan, kenyamanan, dan produktivitas karyawan. Tujuannya adalah untuk mengurangi potensi cedera, kelelahan, dan stres serta meningkatkan produktivitas dan kenyamanan.
Cobalah anda Analisa tempat kerja atau tempat belajar anda sekarang. Apakah menurut anda sudah ergonomis? Analisa dan Jelaskan pula Dampak Penerapan Ergonomi pada ruang kerja anda ditinjau dari Penataan Ruang Kerja, Kursi dan Meja yang Ergonomis, Peralatan yang Mudah Diakses, Pencahayaan yang Baik, Pengaturan Posisi Monitor.
Menurut anda, bagaimana desain lingkungan kerja yang ergonomis dapat mendukung produktivitas di tempat kerja?
PENDAPAT DISKUSI :
Desain lingkungan kerja bukan hanya soal estetika –
namun memiliki dampak besar pada produktivitas dan semangat tim kerja atau
karyawan. Dengan menciptakan ruang kerja yang mendorong kolaborasi,
kreativitas, dan fokus, Karyawan dapat mengeluarkan potensi penuh di tim
kerja. Menggabungkan unsur-unsur alami, mengoptimalkan pencahayaan dan
warna, serta mempertimbangkan ergonomi adalah hal-hal penting dalam menciptakan
lingkungan kerja atau kantor yang dirancang dengan baik.
Berinvestasi dalam desain kantor adalah investasi
dalam kesuksesan tim kerja. Ruang kerja yang dirancang dengan cermat tidak
hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga meningkatkan semangat dan kepuasan
karyawan. Dengan memprioritaskan kesejahteraan tim dan menciptakan
lingkungan kerja yang positif, dapat memupuk tenaga kerja yang termotivasi dan
terlibat yang mendorong pertumbuhan perusahaan seperti yang diharapkan.
Ingat, lingkungan kerja atau desain kantor bukanlah
proyek yang dilakukan satu kali saja – desain kantor harus dievaluasi secara
berkala dan disesuaikan untuk memenuhi perubahan kebutuhan tim kerja
perusahaan. Dengan terus menyempurnakan desain kantor, Perusahaan atau
Manajemen dapat memastikan bahwa ruang kerja karyawan tetap menjadi katalisator
produktivitas, kolaborasi, dan inovasi.
Sumber Menjawab :
- Psikologi
Industri dan Organisasi; Irma
Adnan; ADBI4410; Universitas Terbuka; Cetakan Kedua
- Materi
Inisiasi 8 Tutorial Online Psikologi Industri dan Orgnanisasi
DISKUSI 8 RISET OPERASI (ADBI4530)
Diskusikan terkait perbedaan Metode PERT dan CPM, serta kegunaan
metode PERT dan CPM pada pengambilan keputusan suatu bisnis!
Selamat
berdiskus!
PENDAPAT DISKUSI :
Perbedaan Metode PERT dan CPM
Metode
PERT (Program Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method)
adalah dua metode yang digunakan dalam manajemen proyek untuk mengatur dan
mengendalikan jadwal proyek. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu
mengidentifikasi jalur kritis dan mengestimasi waktu penyelesaian proyek, ada
beberapa perbedaan antara Metode PERT dan CPM:
1.
Asal Usul :
Metode
PERT dikembangkan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat untuk mengelola
proyek-proyek penelitian dan pengembangan yang kompleks. Sementara itu, CPM
dikembangkan oleh DuPont dan Remington Rand untuk mengelola proyek-proyek
konstruksi.
2.
Fokus :
PERT
lebih fokus pada estimasi waktu proyek yang tidak pasti dan menggabungkan
probabilitas dalam analisis jadwal. CPM lebih fokus pada mengidentifikasi jalur
kritis dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
3.
Representasi Grafis :
PERT
menggunakan jaringan kegiatan dalam bentuk diagram PERT, yang terdiri dari
simpul (kegiatan) dan panah (hubungan antara kegiatan). CPM menggunakan diagram
jaringan kegiatan dalam bentuk diagram CPM, yang terdiri dari simpul (kegiatan)
dan panah (hubungan antara kegiatan), serta waktu penyelesaian dan waktu mulai
terdahulu/terlambat.
4.
Estimasi Waktu :
PERT
menggunakan tiga estimasi waktu untuk setiap kegiatan, yaitu waktu optimis,
waktu pesimis, dan waktu yang paling mungkin. CPM menggunakan satu estimasi
waktu yang paling mungkin untuk setiap kegiatan.
Kegunaan Metode PERT dan CPM dalam Pengambilan Keputusan Bisnis
Metode
PERT dan CPM memiliki kegunaan yang sama dalam pengambilan keputusan bisnis,
yaitu:
1.
Perencanaan dan
Pengendalian Proyek :
Metode PERT dan CPM membantu dalam merencanakan dan
mengendalikan proyek dengan mengidentifikasi kegiatan kritis, mengestimasi
waktu penyelesaian, dan mengatur urutan kegiatan.
2.
Penjadwalan dan
Pengalokasian Sumber Daya :
Metode PERT dan CPM membantu dalam menentukan jadwal proyek yang
efisien dan mengalokasikan sumber daya dengan bijaksana untuk mencapai tujuan
proyek.
3.
Identifikasi Jalur
Kritis :
Metode PERT dan CPM membantu dalam mengidentifikasi jalur
kritis, yaitu urutan kegiatan yang memiliki dampak paling signifikan terhadap
waktu penyelesaian proyek. Dengan mengetahui jalur kritis, manajer proyek dapat
fokus pada kegiatan yang kritis untuk menghindari keterlambatan proyek.
4.
Evaluasi Risiko :
Metode PERT dan CPM memungkinkan manajer proyek untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko yang terkait dengan waktu penyelesaian
proyek. Dengan mengetahui risiko yang mungkin terjadi, manajer proyek dapat
mengambil tindakan pencegahan atau mitigasi yang diperlukan.
Dalam
kesimpulannya, Metode PERT dan CPM adalah alat yang berguna dalam manajemen
proyek dan pengambilan keputusan bisnis. Meskipun memiliki perbedaan dalam asal
usul, fokus, representasi grafis, dan estimasi waktu, keduanya memiliki
kegunaan yang sama dalam perencanaan, pengendalian, penjadwalan, pengalokasian
sumber daya, identifikasi jalur kritis, dan evaluasi risiko proyek.
Sumber Menjawab :
- Riset Operasi; Vicentius
Rachmadi Permono-Romanus Kristiawan Sunardi-Hotma Antoni Hutahaean; ADBI4530;
Universitas Terbuka; Edisi Kedua –
- Materi Inisiasi VIII Tutorial Online Riset Operasi
DISKUSI 8 ADMINISTRASI BIAYA (ADBI4435)
Setelah mahasiswa membaca Buku Materi Pokok (BMP) ADBI4435 Modul 9 dan materi pada laman tutorial online ini, diharapkan mahasiswa dapat mengerjakan Diskusi Sesi 8 berikut.
1. Jelaskan pengertian sistem penilaian kinerja !
2. Jelaskan pengertian dan implementasi dari balanced scorecard!
Selamat mengerjakan.
Semoga PENDAPAT DISKUSI :
PEMBAHASAN SOAL DISKUSI NOMOR 1
:
Sistem Penilaian Kerja :
Kinerja Organisasi merupakan sesuatu
yang dihasilkan oleh organisasi dalam periode tertentu dengan mengacu pada
standar yang telah ditetapkan, selain itu kinerja organisasi hendaknya
merupakan hasil yang dapat diukur dan menggambarkan kondisi empirik suatu
organisasi dari berbagai ukuran yang telah diterapkan. Untuk mengetahui kinerja
yang dicapai maka dilakukan penilaian kinerj aorganisasi.
Sistem Penilaian Kinerja organisasi mengandung makna suatu proses atau sistem penilaian mengenai
pelaksanaan kemampuan kerja suatu organisasi, berdasarkan standar tertentu yang
telah ditentukan. Tujuan dari sitem penilaian Kinerja adalah
untuk mengimplementasikan strategi.Dalam menetapkan sistem tersebut, manajemen
puncak memilih ukuran-ukuran yang paling mewakili strategi perusahaan.
Ukuran-ukuran itu dapat dilihat sebagai
faktor keberhasilan penting (critical success factors) masa kini dan masa
depan; jika ukuran-ukuran ini membaik, berarti perusahaan telah
mengimplementasikan starteginya. Keberhasilan strategi bergantung pada
kekuatannya. Sistem penilaian kinerja hanyalah merupakan suatu mekanisme yang
mengindikasikan kemungkinan bahwa organisasi tersebut telah mengimplementasikan
strateginya dengan berhasil.
PEMBAHASAN SOAL DISKUSI NOMOR 2
:
Pengertian dan
Implementasi dari balanced scorecard :
Balance scorecard adalah suatu contoh
dari sistem ukuran kerja. Balance scorecard digunakan untuk menyeimbangkan
usaha dan perhatian eksekutif ke kinerja keuangan dan nonkeuangan, serta
kinerja jangka pendek dan kinerja jangka panjang. Hasil studi tersebut
menyimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja eksekutif masa depan, diperlukan
ukuran yang komprehensif yang mencakup empat perspektif (Keuangan, Pelanggan,
Bisnis Internal, dan Inovasi dan Pembelajaran).
Balance scorecard memelihara
keseimbangan antara ukuran-ukuran strategis yang berbeda dalam suatu usaha
mencapai keselarasan tujuan, sehingga dengan demikian mendorong kayawan untuk
bertindak sesuai dengan kepentingan terbaik organisasi.
Balance scorecard merupakan alat yang
membantu fokus perusahaan, memperbaiki komunikasi, menetapkan tujuan organisasi,
dan menyediakan umpan balik atas strategi.
Implementasi dari balance scorecard melibatkan empat langkah umum, masing-masing langkah memerlukan
partisipasi dari manajemen puncak dan para karyawan di seluruh organisasi.
Meskipun kontroler bertanggungjawab untuk mengawasi pengembangannya, ini
merupakan tugas bagi seluruh tim manajemen :
1. Mendefinisikan Strategi
Membangun suatu ikatan antara strategi
dengan tindakan operasional. Oleh karena itu, proses mendefinisikan score card
dimulai dengan mendefinisikan strategi organisasi. Adalah penting bahwa
cita-cita organisasi dinyatakan secara eksplisit dan target telah dikembangkan.
2. Mendefinisikan Ukuran dari Strategi
Organisasi tersebut harus fokus pada
sedikit ukuran-ukuran penting pada titik ini atau manajemen akan dibanjiri
dengan ukuran. Demikian pula adalah penting bahwa masing-masing ukuran
individual dapat dikaitkan satu sama lain dalam hubungan sebab akibat.
3. Mengintegrasikan Ukuran ke dalam
Sistem Manajemen
Harus diintegrasikan baik dengan
struktur formal maupun informaldari organisasi, budaya, serta praktik sumber
daya manusia. Misalnya saja, efektivitas scorecard akan dikompromikan jika
kompensasi manajer didasarkan hanya pada kinerja keuangan.
4. Meninjau Ukuran dan Hasilnya secara
Berkala.
Ketika score card dijalankan, score card
tersebut harus ditinjau secara konsisten dan terus menerus oleh manajemen
senior.
Sumber Menjawab :
- Administrasi
Biaya; Dede Abdul
Hasyir-Devianti Yunita; ADBI4435; Universitas Terbuka; Edisi Ketiga; 2023
- Materi
Inisiasi VIII Tutorial Online Administrasi Biaya
DISKUSI 8 AKUNTANSI MENENGAH (ADBI4335)
PENDAPAT DISKUSI 8 :
Penyusutan Mesin :
Untuk menghitung besarnya biaya penyusutan mesin per tahun, kita
perlu menggunakan metode penyusutan garis lurus. Metode ini mengasumsikan bahwa
nilai mesin akan berkurang secara merata setiap tahunnya.
Dalam
kasus ini, kita memiliki informasi sebagai berikut:
·
Harga perolehan mesin: Rp
150.000.000,00
·
Nilai sisa mesin setelah 5 tahun:
Rp 30.000.000,00
·
Taksiran umur mesin yang
seharusnya: 6 tahun
Untuk
menghitung biaya penyusutan per tahun, kita dapat menggunakan rumus berikut:
Biaya Penyusutan per Tahun
=(
Harga Perolehan
-Nilai Sisa
)/
Taksiran Umur
Biaya Penyusutan per Tahun
=(
Rp
150.000.000,00-
Rp
30.000.000,00)/
6
Biaya Penyusutan per Tahun
=Rp
120.000.000,00/
6
Biaya Penyusutan per Tahun
=Rp
20.000.000,00
Jadi,
besarnya biaya penyusutan mesin per tahun adalah Rp 20.000.000,00.
Sumber Berpendapat :
Daryanti,Sri. (2020). Akuntansi Menengah. Jakarta :
Universitas Terbuka
DISKUSI 8 TUGAS AKHIR PROGRAM TAP (ADBI4500)
PENDAPAT DISKUSI :
Biaya Saham Biasa Lama :
Untuk
menghitung biaya saham biasa lama, kita perlu mengetahui harga pasar saat ini
dan dividen yang dibayarkan :
Harga
pasar saat ini adalah Rp 10.000,00 per lembar.
Dividen
yang dibayarkan adalah Rp 500,00 per lembar.
Biaya
saham biasa lama dapat dihitung menggunakan rumus :
Biaya Saham Biasa Lama
=Dividen
/Harga Pasar
+Pertumbuhan Dividen
Dalam
hal ini, pertumbuhan dividen adalah 12% per tahun.
Biaya Saham Biasa Lama
=500
/
10000
+
0.12
=
0.05
+
0.12
=
0.17
atau
17%
Jadi,
biaya saham biasa lama adalah 17%.
Biaya Saham Biasa Baru :
Untuk
menghitung biaya saham biasa baru, kita perlu mengetahui biaya penerbitan saham
baru.
Biaya
penerbitan saham baru diperkirakan sebesar 2,5% dari nilai nominal.
Nilai
nominal per lembar saham adalah Rp 4.000,00.
Biaya
saham biasa baru dapat dihitung menggunakan rumus :
Biaya Saham Biasa Baru
=Biaya Penerbitan
/Harga Emiten
+Pertumbuhan Dividen
Biaya Saham Biasa Baru
=(0.025
*
4000)
/
10000
+
0.12
=
0.1
+
0.12
=
0.22
atau
22%
Jadi,
biaya saham biasa baru adalah 22%.
Sumber Berpendapat :
Materi
Tutorial Online Tugas Akhir Program ADBI4500.