DISKUSI 6 TUTORIAL ONLINE TEORI ORGANISASI ( ADPU4341 )

 

Diskusikan dengan rekan rekan Anda

  1. Bagaimana konflik mempengaruhi keefektifan organisasi. Jelaskan dengan menggunakan contoh kasus yang Anda dapat ambil dari berbagai sumber. 
  2. Bagaimana cara  membangun budaya organisasi untuk mendukung strategi organisasi!

PENDAPAT DISKUSI :

1.  Bagaimana konflik mempengaruhi keefektifan organisasi. Jelaskan dengan menggunakan contoh kasus yang Anda dapat ambil dari berbagai sumber.

Konflik dalam Organisasi tidak terjadi secara alamiah dan terjadi bukan tanpa sumber penyebab. Penyebab terjadinya konflik pada setiap organisasi sangat bervariasi tergantung pada cara individu-individu menafsirkan, mempersepsi dan memberikan tanggapan terhadap lingkungan kerjanya.

 

Sumber-sumber konflik organisasi pada umumnya disebabkan kurangnya koordinasi kerja antar kelompok/departemen dan lemahnya sistem kontrol organisasi. Permasalahan koordinasi kerja antarkelompok berkenaan dengan saling ketergantungan pekerjaan, keraguan dalam menjalankan tugas karena tidak terstrukur dalam rincian tugas, perbedaan orientasi tugas.

 

Sedangkan kelemahan sistem kontrol organisasi, yaitu kelemahan manajemen dalam merealisasikan sistem penilaian kinerja, kurang koordinasi antar unit atau bagian, aturan main tidak dapat berjalan secara baik, terjadi persaingan yang tidak sehat dalam memperoleh penghargaan.

 

 

Contoh Kasus “Konflik Antar Karyawan”

 

Perlu diketahui bahwa tidak semua masalah karyawan melibatkan atasannya. Pada beberapa hal, konflik pun bisa terjadi antara sesama karyawan. Misalnya, saat mereka memiliki perbedaan pendapat tentang bagaimana melakukan sesuatu, atau saat seorang karyawan merasa direndahkan karyawan lainnya.

 

Konflik tersebut bisa menjadi serius apalagi jika mengakibatkan rusaknya kerja sama dalam perusahaan. Dampaknya, lingkungan kerja tidak lagi kondusif dan mungkin akan mengganggu karyawan lainnya yang awalnya tidak terlibat.

 

Solusinya, tim HR perlu tahu cara mengatasi konflik antar karyawan di perusahaan. Misalnya salah satu contoh manajemen konflik ini adalah dengan melakukan mediasi dan menjadi mediator agar konflik tersebut tidak menjadi lebih besar. Mediasi menjadi proses dengan beberapa langkah spesifik yang dapat di lakukan untuk mencapai hasil yang solutif dan diterima semua orang.

 

2. Bagaimana cara  membangun budaya organisasi untuk mendukung strategi organisasi!

Budaya organisasi merupakan hal penting bagi suatu perusahaan untuk membentuk insan yang berada di dalamnya memiliki nilai dan tujuan yang seirama dalam membangun perusahaan. Budaya organisasi jugalah yang menjadi aset mahal yang tidak dapat dibeli hanya dengan uang semata. Suatu budaya organisasi yang telah terbentuk dan internalisasi dengan kuat akan tercermin pada sikap dan perilaku karyawan yang bekerja di sana. Untuk itu, sebuah organisasi harus memiliki budaya yang kokoh agar menjadi benefit tersendiri bagi perusahaan.

 

Berikut langkah yang bisa dilakukan dalam membangun budaya organisasi yang kuat yaitu:

 

1. Tetapkan Visi dan Misi Secara Bersama

Budaya organisasi yang kuat tidak terlahir dengan sendirinya, tetapi karena secara disengaja (by design) telah dikembangkan oleh para pemimpin organisasi tersebut. Dan semuanya berawal dari menyusun visi dan misi yang ingin dicapai organisasi atau perusahaan tersebut

 

2. Kembangkan Standard Perilaku Sebagai Nilai-Nilai

Langkah selanjutnya adalah Anda harus mengembangkan standard sikap atau prilaku yang menggambarkan bagaimana visi dan misi tersebut diterapkan. Misalkan misi yang akan dilakukan oleh perusahaan Anda adalah menjadi penyedia layanan perbankan yang berkelas dunia, nah selanjutnya Anda perlu tetapkan bagaimana caranya hal tersebut bisa tercapai. Apakah diperlukan menggunakan pendekatan secara personal kepada pelanggan ? Apakah diperlukan sikap-sikap tertentu yang harus ditampilkan para penyedia layanan untuk menyediakan pelayanan berkelas dunia?

 

3. Komunikasikan Secara Efektif

Berikutnya menjadi sangat penting untuk mengkomunikasikan dan mensosialisasikan kepada semua karyawan secara efektif. Pada langkah ini Anda perlu mengkomunikasikan dengan media yang tepat ke semua jajaran karyawan. Sebaiknya dimulai dari jajaran manakah? Idealnya adalah tentunya dari level pemimpin, karyawan level menengah hingga jajaran karyawan tingkat pelaksana. Dan Anda perlu mengkomunikasikan secara efektif disini, tidak hanya bicara menginformasikan agar semua karyawan mengetahuinya. Tapi lebih dari itu standard sikap dan perilaku yang merupakan cikal bakal budaya organisasi ini perlu untuk dihidupi oleh semua orang. Dan terutama sekali itu perlu diawali dari para pemimpin yang menghidupinya. Para pemimpin perlu hadir sebagai contoh atau role-model yang benar-benar menjalankan standard perilaku tersebut di keseharian mereka.

 

4. Implementasikan Melalui Pelatihan & Pengembangan

Setelah standard perilaku tersosialisasikan dan para pemimpin hadir sebagai role-model, maka untuk membuat seluruh karyawan benar-benar menghidupinya maka diperlukan sarana untuk memfasilitasi dan memastikan perilaku-perilaku tersebut dilakukan. Misalkan untuk dapat semua penyedia layanan dapat memberikan pelayanan perbankan kelas dunia, maka Anda perlu memberikan pelatihan-pelatihan untuk para penyedia layanan dengan harapan dapat memiliki ketrampilan sesuai target perilaku yang dipersyaratkan.

 

5. Dukunglah Dengan Apresiasi dan Konsekuensi

Setelah program-program pelatihan dijalankan, tetapi ada kalanya beberapa karyawan yang tidak menaatinya atau belum dapat melakukannya dengan maksimal. Hal ini bisa diatasi dengan memberikan dukungan bagi mereka, yang dapat diberikan melalui dua pendekatan. Yang pertama adalah dengan pendekatan pemberian penghargaan bagi karyawan yang menerapkan sikap dan perilaku yang sudah ditentukan dengan baik. Sementara yang kedua adalah dengan memberikan konsekuensi bagi karyawan yang tidak berkerja dan bersikap sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

 

6. Evaluasi ke Dalam Penilaian Kinerja Secara Berkala

Langkah terakhir namun tidak kalah penting yang harus Anda lakukan adalah dengan memasukan penilaian sikap dan perilaku yang diharapkan ke dalam penilaian kinerja keryawan. Cara ini membantu Anda untuk mengukur kesesuaian antara kinerja dengan sikap atau perilaku yang selama ini karyawan Anda tunjukan. Apakah telah sesuai dengan visi dan misi perusahaan yang telah ditetapkan bersama? Apakah untuk mencapai target kerjanya karyawan melakukan cara-cara yang sesuai dengan standard perilaku alias nilai-nilai perusahaan? Dengan mengevaluasinya dan melakukannya secara berkala maka karyawan Anda akan terdorong untuk memperhatikan perilaku dan sikap kerjanya. Hendaknya juga Anda melakukan penilaian dan evaluasi ini dengan cara yang memotivasi, misalnya dengan pendekatan dua arah atau diskusi yang terbuka ketika secara berkala Anda memberikan penilaian kinerja ini pada semua karyawan.

 

 

 

 

 

SUMBER REFERENSI :

BMP ADPU4341; Teori Organisasi; Agus Joko Purwanto; Universitas Terbuka; Februari 2021

https://nextleader.id/membangun-budaya-organisasi-yang-kuat/