Forum Diskusi 6
Di dalam dunia bisnis, utang merupakan hal yang biasa untuk mendukung kelancaran operasional bisnisnya. Namun demikian, hutang lancar maupun hutang jangka panjang perlu dikelola dengan baik, agar dapat bermanfaat untuk meningkatkan usahanya.
Ada beberapa permasalahan yang biasanya dihadapi oleh pihak perusahaan dalam hubungannya dengan utang lancar (current liabilities), coba anda jelaskan beberapa masalah yang seringkali terjadi tersebut dan sebagai langkah antisipasi, apa solusinya sehingga operasional usaha/bisnisnya tidak terganggu.
SELAMAT BERDISKUSI, SELAMAT BELAJAR
PENDAPAT DISKUSI :
Kewajiban lancar dapat diartikan sebagai
kemungkinan pengorbanan masa depanatas manfaat ekonomi yang muncul dari
kewajiban perusahaan pada masa sekaranguntuk mentransfer aktiva atau
menyediakan jasa kepada entitas lainnya di masa depansebagai hasil dari
transaksi atau kejadian pada masa lalu. Suatu hal dapat dikategorikan sebagai
sebuah kewajiban apabila memenuhi tiga karakteristik utama, yaitu:
1. Merupakan
kewajiban saat ini yang memerlukan penyelesaian dengan kemungkinan transfer
masa depan atau penggunaan kas, barang, atau jasa.
2. Merupakan kewajiban yang tidak dapat
dihindari.
3. Transaksi atau kejadian lainnya yang menciptakan
kewajiban itu harus telah terjadi dimasa lalu.
Pengertian dari hutang lancar menurut
Standar Akuntansi Keuangan atau SAK, hutang lancar adalah “hutang yang
pelunasannya menggunakan sumber-sumber aktiva lancar atau dengan menciptakan
hutang lancar baru.” Karena pembayaran atau pelunasan hutang lancar biasanya
mengggunakan aktiva lancar, dalam akuntansi terdapat istilah rasio lancar
(current ratio). Rasio lancar adalah perbandingan ukuran antara hutang lancar
dengan aktiva lancar, yang digunakan para kreditur atau pemberi pinjaman untuk
menilai apakah pihak yang akan diberi pinjaman memiliki kemampuan untuk
melunasi hutang lancar mereka atau tidak.
Hutang lancar dikelompokkan pada dua
kelompok, yaitu hutang dapat ditentukan jumlahnya dan hutang yang dapat
ditaksir jumlahnya.
A. Hutang yang Dapat Ditentukan Jumlahnya
Yang dimaksud dengan hutang ini adalah
segala hutang atau kewajiban yang jumlah nominal hutang dan waktu jatuh tempo
sudah diketahuhi dengan pasti oleh kedua belah pihak, Yaitu :
- Hutang Dagang
- Hutang Dividen
- Biaya yang harus dibayar
- Uang Muka dan Jaminan yang Dapat
Diminta Kembali
- Hutang Gaji dan Upah
- Hutang Bonus
B. Hutang yang Dapat Ditaksir Jumlahnya
Hutang ini merupakan hutang yang tidak
dapat ditentukan dengan pasti, namun dapat ditaksir jumlah atau nominalnya.
Hutang dalam kelompok ini hanya dapat ditaksir jumlahnya meskipun transaksi
atau peristiwa yang terkait sudah terjadi, Yaitu :
- Hutang Pajak Penghasilan
- Hutang Hadiah
- Hutang Garansi
Mengingat utang lancar (current
liabilities) memiliki jatuh tempo yang tidak lama (setahun atau kurang dari
setahun), maka perusahaan harus mengelola risiko likuiditas dengan memastikan
tersedianya kas dan setara kas yang cukup dan tersedianya pendanaan dari sejumlah
fasilitas kredit yang mengikat untuk melunasi utang ini. Ketidakmampuan perusahaan
dalam melunasi utang lancar akan berdampak pada operasional perusahaan, yaitu sampai
dengan likuidasi apabila dinyatakan pailit. Perusahaan harus selalu
memperhatikan rasio lancar perusahaan.
Semakin tinggi rasio lancarnya, semakin
likuid perusahaannya. Hasil Current Ratio atau Rasio Lancar yang diterima pada
umumnya adalah 2 kali. Rasio Lancar sebesar 2 kali ini dianggap sebagai posisi
nyaman dalam keuangan bagi kebanyakan perusahaan. Namun pada dasarnya, Rasio
Lancar yang dapat diterima ini bervariasi antara satu industri dengan industri lainnya.
Bagi kebanyakan industri, Rasio Lancar sebesar 2 kali sudah dianggap
dapatditerima atau “Acceptable“.
Nilai rendah pada Rasio Lancar (nilai
yang kurang dari 1 kali) menunjukan bahwa perusahaan mungkin mengalami
kesulitan untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Namun Investor atau calon
kreditur juga harus memperhatikan arus kas operasi perusahaan agar bisa lebih
memahami tingkat likuiditas perusahaannya. Apabila Rasio Lancar Perusahaan
rendah, para Investor atau calon kreditur dapat menilai kesehatan keuangan
perusahaan yangbersangkutan dengan kondisi arus kas (cash flow) operasional
pada perusahaan tersebut.
Jika rasio lancar terlalu tinggi (nilai
yang lebih dari 2 kali), maka perusahaan tersebut mungkin tidak menggunakan
aset lancar atau fasilitas pembiayaan jangka pendeknya secara efisien. Hal ini
juga menunjukkan mungkin adanya masalah dalam pengelolaan modal kerja. Namun
bagi Kreditur, Current Ratio yang tinggi lebih baik daripada current ratio yang
rendah, karena dengan current ratio yang tinggi berarti perusahaan cenderung
lebih dapat memenuhi kewajiban hutang yang jatuh tempo dalam 12 bulan ke depan.
Sumber Referensi :
- BMP ADBI 4335; Sri Daryanti; Akuntansi
Menengah; Universitas Terbuka 2020
- Materi Inisiasi 6 Tutorial Online Mata
Kulian Akuntansi Menengah Universitas Terbuka.