TUGAS 1 TUTORIAL ONLINE KEBIJAKAN BISNIS (ADBI4437)

 

TUGAS 1 ADBI4437

Saudara mahasiswa FHISIP-UT yang berbahagia, setelah Anda mengikuti rangkaian kegiatan tuton minggu pertama sampai dengan ketiga dan mempelajari BMP ADBI4437 Kebijakan Bisnis, silahkan Anda kerjakan Tugas 1 berikut ini.

Tugas Tuton berkontribusi signifikan pada nilai akhir tuton. Oleh karena itu persiapkan diri Anda sebelum mengerjakan dan jawablah pertanyaan dengan sungguh-sungguh agar memperoleh nilai maksimal. Hindari plagiarisme, jika mengutip pendapat orang lain, silahkan sebutkan sumbernya.

Setelah selesai menuliskan jawaban, silahkan diupload dalam bentuk file pdf.

Jawablah pertanyaan Tugas 1 berikut ini:

  1. Jelaskan tentang Strategi dan Kebijakan Bisnis, serta Tujuan Organisasi. (Skor 20)
  2. Jelaskan tentang pentingnya berfikir secara strategis. (Skor 15)
  3. Jelaskan tentang level atau penjenjangan dalam perumusan strategi, serta keterkaitan antara ketiga level strategi dalam perusahaan. (Skor 20)
  4. Jelaskan tentang pentingnya alat analisis SWOT  (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threaths) dalam merumuskan strategi perusahaan. (Skor 20)
  5. Jelaskan tentang lingkungan Tugas dan Lingkungan Sosial, serta pentingnya kedua lingkungan tersebut bagi para penyusun strategi. (Skor 25)

Selamat mengerjakan, semoga sukses...


PENYELESAIAN TUGAS :

SOAL 1 :

1. Jelaskan tentang Strategi dan Kebijakan Bisnis, serta Tujuan Organisasi.

Kebijakan merupakan pedoman umum untuk melakukan kegiatan atau ataupun keputusan dari orang-orang yang ada dalam organisasi. Kebijakan Bisnis merupakan studi mengenai fungsi dan tanggung jawab pimpinan umum perusahaan serta problem yang memperngaruhi karakter dan keberhasilan perusahaan secara keseluruhan. Sementara Tujuan Organisasi menyangkut apa yang harus di capai dan kapan hasilnya di capai, sedangkan  strategi adalah pola atau rencana yang diintegrasikan kedalam tujuan utama organisasi.

 

Strategi dan Kebijakan Bisnis merupakan aktivitas secara terpadu dan komprehensif yang mampu menyatukan berbagai arah usaha dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang penuh daya guna dan berhasil guna. Dengan demikian, strategi bisnis yang dirumuskan ibarat payung yang bisa menaungi seluruh tujuan dan sasaran yang ingin di capai. Rumusan strategi tersebut disertai pula dengan penjabaran kebijakan-kebijakan yang diperlukan untuk mengimplementasikannya. Kemudian, implementasi strategi ini biasanya dituangkan secara lebih operasional dalam bentuk program kegiatan, prosedur kegiatan, dan anggaran yang diperlukan.

 

Kebijakan Bisnis merupakan studi tentang fungsi dan tanggungjawab pimpinan perusahaan dalam menghadapi problem yang memengaruhi karakter dan keberhasilan perusahaan secara keseluruhan. Perumusan tujuan pada jenjang strategis memerlukan kecermatan dalam mengantisipasi perkembangan lingkungan perusahaan. Tujuan jenjang atas tersebut merupakan landasan dalam menentukan tujuan pada level yang lebih bawah. Oleh karena itu keterkaitan masing-masing level strategi merupakan mata rantai kerangka berpikir strategis para eksekutif perusahaan yang memiliki visi yang jelas tentang arah masa depan organisasi.

 

Secara definitif, manajemen strategi dan kebijakan bisnis bisa diartikan sebagai aktivitas terpadu dan komprehensif untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi strategi bisnis agar masa depan perusahaan senantiasa berkembang sesuai dengan perkembangan lingkungan.

 

 

SOAL 2 :

 

2. Jelaskan tentang pentingnya berpikir secara strategis.

 

Berpikir strategis pada dasarnya adalah cara berpikir untuk menyikapi persoalan dengan membuat rencana setelah melakukan analisis terlebih dahulu terhadap apa yang menjadi tantangan atau rintangan. Berpikir strategis dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi diri dalam menyelesaikan pekerjaan. Tidak hanya para pemimpin, namun karyawan sebagai eksekutor juga perlu memiliki kemampuan berpikir strategis ini agar dapat menyelami instruksi yang diberikan.

 

Berpikir strategis bukan berarti harus berpikir lebih keras, tetapi berpikir lebih baik dan sistematis. Jika segala sesuatu sudah terencana dengan baik di dalam pikiran, maka pelaksanaannya pun dapat berjalan dengan lancar. Berpikir secara strategis akan membuat suatu kebiasaan untuk melatih kejelian pandangan mata agar melihat keluar peluang, posisi bersaing, dan kebutuhan konsumen.

 

 

 

SOAL 3 :

 

3. Jelaskan tentang level atau penjenjangan dalam perumusan strategi, serta keterkaitan antara ketiga level strategi dalam perusahaan.

 

Pada perusahaan besar yang memiliki berbagai macam bidang usaha, Tingkat manajemen strategi dibagi menjadi tiga level, yakni strategi di tingkat korporasi atau corporate strategy, startegi pada tingkat bisnis atau strategic business unit, dan strategi pada tingkat kegiatan fungsional perusahaan atau functional strategy.

 

a. Corporate Strategy (Strategi Korporat)

Startegi pada level puncak berupaya untuk menentukan arah dan keterpaduan dari perusahaan. Arah dan strategi korporasi membangkitkan minat terhadap tujuan dan misi yang diemban. Sementara itu, keterpaduan amat penting bagi penyatuan langkah dan kerja sama antara unit dalam organisasi. Perusahaan yang telah memiliki banyak unit bisnis terkadang merasa kurang perlu untuk melakukan perumusan strategi di awal level korporasi. Ini disebabkan masing-masing unit bisnis memang telah memiliki strategi sendiri, Akan tetapi, apabila terjadi konflik kepentingan diantara unit-unit bisnis dibawah naungan perusahaan yang sama, barulah bisa dirasakan betapa besarnya manfaat strategi korporasi tersebut. Apalagi jika antara unit bisnis yang satu dan yang lain terdapat saling keterkaitan maka adanya strategi korporat amat diperlukan.

 

b. Business Strategy (Strategi Bisnis)

Startegi pada level unit bisnis yang dikenal dengan istilah SBU (Strategic Business Unit) merupakan strategi yang ditetapkan pada peringkat divisi perusahaan. Divisionalisasi organisasi perusahaan ini diperlukan dengan adanya pertumbuhan usaha.  Divisi yang dibentuk bisa berdasarkan ragam produk yang dihasilkan, ragam usaha yang dijalankan, atau ragam wilayah yang dijangkau perusahaan.

 

c. Functional Strategy (Strategi Fungsional)

Startegi ini memfokuskan perhatiannya pada pemanfaatan atau maksimalisasi sumber daya secara produktif. Strategi ini lebih bersifat operasional karena disusun dan dikembangkan oleh para manajer di masing-masing deprtemen, misalnya berdasarkan analisis departemen pemasaran perlu melakukan promosi sebagai kiat untuk memasuki pasar produk didaerah tertentu. Keputusan ini merupakan strategi pada tingkat fungsional dalam rangka mengembangkan pemasaran produk perusahaan. Strategi fungsional yang lain bisa dilakukan di bidang produksi, misalnya dengan mengembangkan sistem produksi baru sehingga produk dapat dihasilkan secara lebih efisien. Efisiensi biaya ini akan berpengaruh terhadap besarnya harga pokok produk yang akan dijual.

 

Ketiga level strategi tersebut (korporat, bisnis dan fungsional) membangun suatu hierarki atau jenjang strategi dari suatu perusahaan skala besar. Antara jenjang strategi yang satu hendaknya terkait dengan jenjang strategi yang lain. Disamping itu, ketiga level tersebut harus terintegrasi sepenuhnya agar perusahaan berhasil mencapai tujuannya secara keseluruhan. Dalam perspektif pengembangan teori yang terkait dengan peringkat strategi ini, para peneliti telah mengarahkan pada level strategi yang lebih luas, yakni dengan adanya pengembangan konsep networking atau jejaring kerja. Proses globalisasi usaha misalnya menuntut adanya upaya untuk membangun jejaring kerja diantara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain.

 

Strategi pada level jejaring kerja menurut Wit dan Meyer (2005), diperlukan ketika strategi yang diambil pada level fungsional, SBU, atau korporat belum mampu menjangkau kegiatan lintas perusahaan yang terjadi pada era globalisasi. Pada suatu perkembangan usaha, diperlukan titik perhatian yang lebih luas dan dilakukan dalam rangka menyelaraskan aktivitas bisnis perusahaan terkait dengan aktivitas perusahaan yang lain, baik yang bergerap pada bidang usaha yang sejenis maupun bidang usaha lainnya yang saling melengkapi.

 

Pengelompokkan berbagai aktivitas usaha memerlukan jaringan kerja diantara perusahaan-perusahaan untuk melakukan kolaborasi. Strategi yang dilakukan bisa mengarah pada strategi aliansi, joint venture (usaha patungan), dan berbagai strategi kemitraan yang lain. Jaringan kerja tersebut bisa mencakup puluhan atau ratusan hubungan dari para partisipan. Secara singkat, bisa dikatakan bahwa dari satu sisi, perusahaan secara keseluruhan menjadi bagian dari kelompok perusahaan yang bergerak pada suatu usaha tertentu. Disisi lain, kemungkinan perusahaan tersebut hanyalah satu bagian jaringan kerja sama secara temporer dengan perusahaan lain. Ketika suatu strategi mulai dikembangkan oleh sekelompok perusahaan, pada saat tersebut peringkat strategi telah memasuki level strategi jerjaring kerja (network level strategi).

 

 

 

 

 

 

 

SOAL 4 :

 

4.  Jelaskan tentang pentingnya alat analisis SWOT  (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threaths) dalam merumuskan strategi perusahaan.

 

Untuk memudahkan langkah suatu perusahaan dalam merumuskan strategi dan kebijakan usahanya, diperlukan beberapa alat analisis strategi berupa analisis  SWOT, analisis bersaing, dan analisis portofolio. Berbagai alat analisis ini diperlukan agar mahasiswa memperoleh suatu gambaran tentang profil atau semacam potret diri dari perusahaan tersebut dalam keberadaannya ditengah lingkungannya. Pemahaman atas posisi keberadaan ini amatlah penting. Hal ini dilakukan agar perusahaan tidak terjebak pada pertimbangan intuitif semata yang seringkali jauh dari realitas yang sedang dihadapi dalam merumuskan strategi.

 

Salah satu alat analisis strategi yang sudah sangat populer disebut dengan analisis SWOT, yakni singkatan dari Strenghts, Weakness, Opurtunities, dan Threats - (Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Tantangan / Ancaman). Menurut pendapat Pearce dan Robinson (1996), Analisis SWOT merupakan cara sistematis untuk mengidentifikasi faktor-faktor kekuatan dan kelemahan dalam suatu perusahaan serta faktor-faktor peluang dan ancaman dalam lingkungan yang dihadapi perusahaan.

 

Asumsi dari analisis ini adalah suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Yang dimaksud dengan kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain yang menyebabkan perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk meraih kemenangan dalam persaingan. Beberapa kriterianya dipakai menentukan faktor kekuatan adalah apakah perusahaan tersebut memiliki kompetensi yang berbeda, memiliki sumber daya finansial yang cukup, mmeiliki keterampilan yang lebih unggul, memiliki pemikiran yang baik tentang kepentingan para pembeli, suatu pengetahuan atau pengalaman memimpin pasar, memiliki akses skala ekonomi, memiliki keunggulan teknologi, memiliki kemampuan inovasi produk, memiliki keunggulan biaya, serta memiliki keunggulan manajemen.

 

Sementara itu yang dimaksud dengan kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang bisa menghambat efektivitas kinerja perusahaan. Beberapa kelemahan tersebut antara lain adalah tidak adanya arah strategi yang jelas, posisi persaingan yang lemah, kurang adanya bakat manajerial, tidak memiliki keterampilan utama atau kompetensi, ketidakmampuan mengimplementasikan startegi, berbagai problema operasional intern, terlalu sempitnya lini produk, kelemahan citra pasar, ketidakmampuan sumber dana yang diperlukan untuk mengubah startegi, serta biaya per unit yang relatif lebih tinggi daripada pihak pesaing. Dengan melihat kedua faktor internal tersebut, pihak perusahaan bisa mengukur sejauh mana potensi daya ataupun tingkat kelemahan yangb dimiliki perusahaan.

 

Dari kacamata lingkungan internal, perlu diantisipasi adanya peluang dan ancaman. Yang dimaksud dengan peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Beberapa kriteria yang diperlukan untuk melihat adanya peluang adalah apakah terdapat kelompok pelanggan tambahan, terdapatnya kesempatan untuk memasuki pasar atau segmen baru, perkembangan lini produk untuk memperluas jangkauan dalam memuaskan kebutuhan pelanggan, keberagaman produk yang terkait, peluang mengadakan integrasi vertikal, kemampuan bergerak ke arah kelompok strategis yang lebih baik, kecepatan pertumbuhan pasar, dan sebagainya.

 

Sementara itu yang dimaksud dengan ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Potensi ancaman eksternal ini meliputi ancaman dari para pendatang baru, meningkatnya skala produk substitusi, lambatnya pertumbuhan pasar, berbagai kebijakan larangan dari pihak pemerintah, meningkatnya tekanan dalam persaingan, terjadinya resesei atau keguncangan dalam dunia usaha, meningkatnya posisi tawar menawar dari pihak pelanggan ataupun pemasok, adanya perubahan selera dan kebiasaan pelanggan, berbagai perubahan demografi, dan sebagainya.

 

Dengan analisis SWOT yang berarti mengidentifikasi secara sistematis keempat faktor tersebut, akan ditemukan adanya langkah formulasi strategi yang lebih tepat.

 

 

 

SOAL 5 :

 

5. Jelaskan tentang lingkungan Tugas dan Lingkungan Sosial, serta pentingnya kedua lingkungan tersebut bagi para penyusun strategi.

 

Lingkungan Tugas berkaitan dengan kegiatan-kegiatan dan peranan yang dilakukan oleh pemegang saham, pemasok, pelanggan, pemerintah, pekerja/serikat pekerja, pesaing, dan lain-lain. Dengan kata lain, Lingkungan Tugas berhubungan dengan peluang dan ancaman yang dimungkinkan oleh kondisi masing-masing perusahaan. Berbagai literatur menyebutkan lingkungan demikian sebagai lingkungan stakeholder, yakni pihak-pihak yang memang memiliki kepentingan dengan aktivitas bisnis perusahaan.

 

Lingkungan Sosial berkaitan dengan kekuatan-kekuatan yang biasanya berada diluar jangkauan perusahaan. Kekuatan politik berhubungan dengan stabilitas politik dan kebijakan-kebijakan pemerintah yang mengatur kegiatan bisnis, sedangkan kecendrungan-kecendrungan ekonomi yang meliputi tingkat penghasilan, laju inflasi, kecendrungan belanja masyarakat, dan lain-lain berperan sebagai kekuatan ekonomi, kemudian kekuatan sosial budaya yang meliputi pola tingkah laku individu dan kelompok berperan dalam memengaruhi perasaan keinginan, selera, dan pilihan konsumen. Inovasi Teknologi dan pemilikan alat yang digunakan dalam bekerja merupakan aspek penting bagi kekuatan teknologi.

 

Faktor Lingkungan merupakan faktor yang amat penting yang harus diidentifikasi oleh penyusun strategi secara cermat agar perumusan strategi dan kebijakan perusahaan bisa dilakukan dengan tepat. Sebuah lingkungan tak hanya dapat menimbulkan ancaman, melainkan juga memberikan peluang bisnis bagi perusahaan. Dinamika yang ada pada lingkungan perusahaan secara terus menerus memunculkan peluang dan ancaman baru. Denagn demikian, penyusun strategi harus memonitor serta mengidentifikasi kesempatan dan resiko yang dihadapi perusahaan secara berkesinambungan.

 

Analisis terhadap kedua lingkungan eksternal, baik yang berupa lingkungan tugas maupun lingkungan sosial, akan bisa memberikan wawasan secara luas tentang apa yang menjadi peluang ataupun tantangan bagi perusahaan di masa depan.