BAHASA DAN TERMINOLOGI HUKUM


MODUL 1   : EJAAN DAN KATA DALAM BAHASA BELANDA
MODUL 2   : TATA BAHASA
MODUL 3   : ANALISIS KALIMAT DAN TERJEMAHAN
MODUL 4   : KOSA-KATA BAHASA INGGRIS YANG SERING DIGUNAKAN DALAM     
                       BAHASA HUKUM
MODUL 5   : TENSES DALAM BAHASA INGGRIS
MODUL 6   : TEKNIK MEMBACA DAN MENTERJEMAHKAN BACAAN BAHASA INGGRIS 
                       YANG SERING DIGUNAKAN DALAM BAHASA HUKUM
MODUL 7   : KEKHASAN BAHASA INDONESIA HUKUM
MODUL 8   : KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA HUKUM
MODUL 9   : PENERAPAN EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN 
                       DALAM KARANGAN BIDANG HUKUM


TINJAUAN MATA KULIAH
Membahas "BAHASA HUKUM" ; meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Belanda.
Mempelajari Jenis atau Bentuk Ciri Khas Bahasa Hukum; Bahasa yang terdapat dalam perUndang-Undangan dan peraturan lainnya.

MODUL 1
EJAAN DAN KATA DALAM BAHASA BELANDA
Ejaan Bahasa Belanda yang sekarang digunakan mirip dengan ejaan bahsa indonesia lama, namun berbeda dengan ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan. Banyak Kata serapan dari Bahasa Belanda yang digunakan dlam Bahasa Indonesia.

KEGIATAN BELAJAR 1 : EJAAN
A. PENGERTIAN EJAAN
Ejaan Bahasa Belanda hampir sama dengan Bahasa Indonesia van Ophuizen (Ejaan Lama), kecuali ucapan untuk huruf c, g, j, u, ij, ch, oe, iu, ig.
C : Centrum , Certificaat , Civiel
C : Causa , Cassatie , Compeyensi , Cocordantie , Conflict , Collectie , Consensus , Contract
G : Program , Generatie , Geld , Grond , Religie
J :  Jurisdictie , Jurisdisch , Jurisprudenrie
U : Huur muur , duur
IJ : Zakelijk , hopelijk redelijk
CH : Recht , Pacht , Jacht
OE : Toestemming , Toepassen , Moeilijk , Moeten
UI : Uitvoeren , Uitlokken , Juist , Uitzonder
IG : Nalatig , Rechtmatig , Twintig

B. KAJIAN EJAAN
Ejaan Bahasa Belanda lebih beragam karena jumlah fonem lebih besar dari Bahasa Indonesia.
Dalam Bahasa Belanda kata diucapkan/dibaca apa adanya seperti membaca/mengucapkan kata dalam Bahasa Indonesia; KATA berdasarkan ucapannya terdiri dari suku-suku kata; adalah pemenggalan kata berdasarkan ucapan; Suku Kata terdiri dari Suku Kata Terbuka dan Suku Kata Tertutup.
Suku Kata Terbuka; yang berakhiran dengan vokal; contoh ga, ei, ja.
Suku Kata Tertutup; yang berakhiran dengan konsonan; zes, een, maan, wet, voor, van, boek, bank, for-meel.

Aturan Pengucapan dan Penulisan Suku Kata Dalam Bahasa Belanda :
1. SUKU KATA TERBUKA; dibaca panjang atau pendek; maka cukup ditulis 1 vokal. 
Contoh : ga , me-de
2. SUKU KATA TERTUTUP; dibaca pendek; maka harus ditulis 1 vokal.
Contoh : zes, en, man, kind, wet, van, bank, for-meel, trek-ken, zeg-gen, ken-nen, beb, zit-ten, leg-gen, rech-ter.
3. SUKU KATA TERTUTUP; dibaca panjang; maka harus ditulis 2 vokal.
Contoh : door, oor-zaak, huur, geen, voor, daar, waar, maar, naar, maand, vraag, woord, gaan.

Cara mengucapkan/membaca kata dalam Bahasa Belanda dikenal Intonasi.
Intonasi dalam Bahasa Belanda umumnya ada pada 2 suku kata terakhir.


KEGIATAN BELAJAR 2 : KATA
A. PENDAHULUAN 
Kata; merupakan gabungan huruf-huruf yang mempunyai makna; terdiri dari suku kata yang merupakan pemenggalan kata berdasarkan ucapan; suku kata terdiri dari suku kata terbuka dan suku kata tertutup.
Jenis kata Dalam Bahasa Belanda; kata benda, kata sandang, kata sifat, kata ganti, kata depan, kata ingkar, kata sambung dan kata kerja.
Setiap jenis kata berfungsi dalam pembentukan kalimat; karena kalimat merupakan gabungan dari kata-kata yang mengandung makna.

B. PENGERTIAN KATA
Kata; merupakan gabungan huruf yang mempunyai makna; contoh, hukum, mahasiswa.
Setiap Kata dapat dipecah dalam Suku Kata; Suku Kata adalah pemenggalan kata berdasarkan ucapan; Suku Kata terdiri dari Suku Kata terbuka (berakhir dengan vokal, contoh de, toe) dan Suku Kata Tertutup (berakhir dengan konsonan, contoh: stop-pen, den-ken, ren-nen)

C. KAJIAN KATA
JENIS-JENIS KTA DALAM BAHASA BELaNDA :
1. Kata Benda
Contoh Kata Benda; pelitie, rechter, verdachte, beklaagde, gestrafte, getuige, advocaat, vonnis, recht, straffen, strafrecht, contract,boek, bank, papier
Bentuk Kata Benda; Tunggal dan jamak 

5 Macam Cara Membentuk Kata Benda Jamak :
1) Kata Benda Bentuk Tunggal + EN (pada umumnya)
    Contoh : de bepaling      =  de bepalingen
                   de bank            =  de banken
                   de lamp            =  de lampen
2) Kata Benda Bentuk Tunggal + S (Kata Benda yang berakhiran el, em, en, er, ie)
    Contoh : het uittreksel   =  de uittreksels
                   de bodem        =  de bodems
                   het vermogen  =  de vermogens
                   een rechter      =  rechters
                   de politie        =  de polities
3) Kata Benda Bentuk Tunggal + 'S (Kata Benda yang berasal dari istilah asing)
    Contoh : de taxi    =  de taxi's
                   het alibi  =  de alibi's
                   de auto   =  de auto's
                   de hobby =  de hobby's
4) Kata Benda Bentuk Tunggal + EREN
    Contoh : het blad  =  de bladeren
                   het kind  =  de kinderen
                   de ei       =  eiren
5) Bentuk Penjamakan tidak teratur
    Ada beberapa kata benda yang bentuk penjamakannya tidak teratur
    Contoh : de stad      =  de steden
                   de overdeid  =  de overheden

Kata Benda bentuk jamak selalu berkata sandang DE, Sehingga jika bentuk tunggalnya berkata sandang maka dalam bentuk jamak berubah menjadi DE
Contoh :  het vonnis   =  de vonnissen
                het artikel   =  de artikels/en



2. Kata Sandang
Kata Sandang selalu melekat didepan kata benda; Kata Sandang Tertentu dan Kata sandang tak tentu
a. Kata Sandang tak tentu adalah "een" melekat dengan kata benda;
Contoh : een politie, een boek, een wet, een vonnis, een advocaat, een bank
b. Kata Sandang tertentu "de" dan "het" ;
- de digunakan untuk kata benda yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan/betina ; 
- het digunakan untuk kata benda berjenis kelamin netral; cirinya kata benda yang berakhir isme; contoh : het animisme, het komunisme, het legisme


3. Kata Ganti Orang sebagai Subjek, Objek, dan Kata Ganti Milik
Kata Ganti orang  pertama tunggal, saya : ik - me - mijn
Kata Ganti orang kedua tunggal, kamu : jij - je - jouw
Saudara / anda : u - u - uw
KataGanti orang ketiga tunggal : 
Dia Laki-laki : hij - hem - zijn
Dia Perempuan : zij - haar - haar
Kata Ganti Orang Pertama Jamak :
Kami/Kita : wij - we - ons
Kata Ganti Orang Kedua Jamak :
Kalian: jullie - jullie - jullie
Kata Ganti Orang Ketiga Jamak :
Mereka : zij - hen - hun

4. Kata Bilangan
1;een, 2;twee, 3;drie, 4;vier, 5;vijf, 6;zes, 7;zeven, 8;acht, 9;negen, 10;tien, 11;elf, 12;twaalf, 13;dertien, 14;veertien, 20;twintig, 21;een en twintig, 22;twee en twig, 30;dertig, 40;viertig, 50;vijftig, 100;een honderd, 200;twee honderd, 1000;een duizend

5. Kata Sifat : Menerangkan Kata Benda
Ciri kata sifat , berakhiran : -ijk, -ig, -isch, -baar
Contoh : Goed, slecht, lang, kort, geel, blauw, paars, oranje rechmatig, regelmatig, juridisch, logisch, indonesisch
Kata sifat komparatif (perbandingan); ditambahkan ER/DER, tetapi berakhiran -isch,-st dengan menambahkan MEER :
nalatig-nalatiger, klein-kleiner, lang-langer, juridisch- meer juridisch, vaast-meer vast
Kata sifat superlatif; ditambahkan -ST, tetapi berakhiran -ST,-ISCH dengan menambahkan MEEST :
groot-grootst, duur-duurst, makelijk-makelijkst, juridisch-meest juridisch, vast-meest vast.

6. Kata Ingkar
Dua cara untukmengingkari :
a. Geen selalu diletakan didepan nomina yang tidak tertentu ; green straf (bukan hukumanmu), geen goede rechter (bukan hakim yang baik)
b. Verba, predikat diingkari dengan kata niet ; De getuige antwoordt niet (saksi tidak menjawab)

7. Kata Depan/Preposisi
Berperan biasanya bagian kalimat yang dimulai kata depan berfungsi untuk menyatakan alasan, latar belakang, ; kata depan mendahului kelompok nomina; Kata depan yang biasa dipakai : Aan, Bij, Buiten, Door, In, Met, Na, Naar, Onder, Op, Over, Tegen, Tegenover, Tot, Uit, Van, Volgens, Voor, Zonder.

8. Kata Tanya
Wat;apa , Waar;dimana , Wie;siapa , Hoe;bagaimana , Waneer;kapan , Waarom;mengapa , Hoelang;berapa lama , Hoeveel;berapa banyak

9. Kata Sambung
Befungsi sebagai penghubung/penyambung antar kalimat
En;dan , Maar;tetapi , Omdat;karena , Dat;bahwa , Die;yang , Als;jika , Ondanks;Jika tidak 

10. Kata Kerja
Berubah sesuai dengan bentuk subjek dan waktu; tertulis dalam kamus adalah bentu infinitif, sehingga untuk membentuk kata kerjaharus dicari stamnya dengan mengurangi en atau n
Werken - Werk , Pleiten - pleit, Horen - Hoor, Praten - Praat, Openen - Open


MODUL 2
TATA BAHASA
KEGIATAN BELAJAR 1 : KALIMAT BERITA DAN KALIMAT TANYA SEDERHANA
Kalimat adalah gabungan beberapa kata yang mengandung makna; Kalimat dibedakan menjadi Kalimat berita dan Kalimat Tanya.
Struktur Kalimat Berita sederhana; Subjek, persoonsvorm (PV), objek, keterangan, komplemen.
Struktur Kalimat Tanya terbagi dua :
1. Struktur Kalimat tanya Jaa of Nee
2. Struktur Kalimat tanya dengan menggunakan kata tanya ; dimana (waar), kapan (wanneer), siapa (wie), bagaimana (hoe).

A. KAJIAN KALIMAT BERITA
1. Subjek terletak berdekatan dengan PV
2. PV ; Kata kerja yang sudah disesuaikan dengan bentuk Subjek dan bentuk waktu ; Pv mandiri dan Pv tidak mandiri; 
Pv Mandiri ; adalah kata kerja yang dapat berfungsi sebagai predikat
Pv Tidak Mandiri ; tidak dapat berdiri sendiri untuk berfungsi sebagai predikat memerlukan kata lain sebaga komplemen ; yaitu :
Hebben/heeft, Zijn/is, worden/wordt, 
Kata Kerja Modal : kunnen/kan, mogen/mag, zullen/zal, willen/wil, moeten/moet
Kata Kerja (PV) : passen .... toe (toepassen), passen .... in (inpassen), passen .... Aan (aanpassen), houden .... aan (aanhouden), houden .... in (inhouden), stellen .... op (opstellen).
3. Objek (O) ; Objek Langsung (OL) dan Objek tidak langsung (OTL); ciri objek hampir sama dengan ciri Subjek.
4. Keterangan (Ket) ; dibedakan keterangan waktu, tempat; cirinya diawali/didahului preposisi/kata depan,seperti : volgens, voor, bij, aan, naar, door, met, op, in, om, na, tot, uit, van. etc.
5. Komplemen; dapat berupa :
a. Kata Kerja participium/perfectum (bentuk III)
b. Kata Kerja infinitif
c. Kata Sifat
d. Kata Depan/preposisi

B. KAJIAN ANALISIS TATA KALIMAT BAHASA BELANDA
1. Mencari PV
2. PV mandiri atau Tidak Mandiri:
a. PV Mandiri; bentuk infinitif dapat dicari langsung dalam kamus
b. PV Tidak Mandiri ; harus kita melompat ke bagian verbal yang melengkapi PV yang tadi.
PV heeft (hebben), wordt (worden) dan is (zijn) sering diikuti komplemen verbal bentuk perfectum (III) seperti gestraft,gehandeld : GE + STAM + T/D untuk kata kerja yang teratur. adapun unutuk kata kerja yangtidak teratur diatur khusus.

KEGIATAN BELAJAR 2 : KALIMAT INVERSI DAN KONSTRUKSI TANG
Kalimat Inversi; Kalimat yang tidak dimulai dengan subjek tetapai dengan objek atau keterangan; Struktur Kalimat ada dua pola :
1. Keterangan, PV, S, O, Komplemen
2. O, Pv, S, Keterangan, Komplemen

A. KAJIAN KALIMAT INVERSI
Contoh Kalimat Inversi :
In het formeel recht staat de rechterlijke macht
Dat heb ik nog nooit geprobeerd

B. KONSTRUKSI TANG
Konstruksi Tang ; adalah struktur kalimat dengan PV dan Komplemen yang terletak berjauhan,mengapit/menjepit satu kata atau lebih, tetapi  merupakan satu kesatuan arti

STRUKTUR TATA BAHASA BELANDA MENGENAL BEBERAPA MACAM KONSTRUKSI TANG
a. Tipe Pertama ; 
contoh : De rechter heeft de verdachte veroordeeld ; Hakim telah mempidana tersangka
b. Tipe Kedua ; PV dari kata kerja worden ; disebut kalimat pasif; contoh :
De verdachte wordt door de rechter gestraft ; Tersangka dipidana oleh Hakim
c. Tipe Ketiga ; PV dari kata kerja zijn ; contoh :
He misdrijf is door de verdachte gepleegd ; Kejahatan itu telah dilakukan oleh terdakwa
d. Tipe Keempat ; PV Kata Kerja Modal ; contoh :
De rechter zal artikel 45 toepassen
e. Tipe Kelima ; PV dengan Preposisi
De rechter past artikel 45 toe

MODUL 3
ANALISIS KALIMAT DAN TERJEMAHAN
KEGIATAN BELAJAR 1 : ANALISIS KALIMAT
Ciri kalimat dalam Bahasa Belanda yaitu pola kalimat yang panjang yang sebenarnya merupakan penggabungan dari dua atau tiga kalimat menjadi satu kalimat yang disebut Kalimat Majemuk ; Kalimat Majemuk setara dan Kalimat Majemuk Bertingkat.
Kalimat Majemuk Setara lebih sederhana dan hampir sama dalam bahasa Indonesia; Kalimat Majemuk bertingkat sangat berbeda dengan Bahasa indonesia maupun Bahasa inggris.

A. PENGERTIAN
Struktur Kalimat paling sederhana dalam Bahasa Belanda terdiri dari Subjek dan Predikat. Prediket berupa Persoonvorm (PV) ; PV Mandiri atau PV yang tidak mandiri yang memerlukan komplemen berupa kata kerja, kata benda, kata sifat atau kata depan.
Kalimat Bahasa Belanda rumit dan panjang biasanya terdiri dari induk dan anak kalimat; didalam Induk kalimat sering ada keterangan yang menjelaskan subjek, didalam anak kalimat sering ditemukan juga keterangan.

B. KAJIAN KALIMAT MAJEMUK SETARA 
Kalimat Majemuk setara menghubungkan beberapa induk kalimat; terdiri dari dua kalimat dihubungkan kata sambung koordinasi yang tidak mengubah susunan kata; verba untuk persona tetap berada di urutan kedua.

Yang termasuk dalam kata sambung koordinatif : en (dan); maar (tetapi, namun); want (karena) digunakan dengan urutan induk kalimat; of (atau); dus (jadi) ; comtoh :
Jan slaapt en Marie kookt
Jan slaapt maar Marie kan niet slapen
Kata sambung koordinatif juga digunakan menggabungkan dua kalimat tanya (tertutup); verba bentuk persona menempati urutan pertama
Ga je mee of blijf je thuis ?


KEGIATAN BELAJAR 2 : KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT
Dalam Bahasa Belanda merupakan penggabungan dua kalimat sehingga memiliki Subjek dan PV lebih dari satu dan terdiri atas sebuah induk kalimat dan sebuah atau beberapa anak kalimat. 
A. PENDAHULUAN
Ejaan Bahasa Belanda ; Ejaan lama dan Ejaan Baru.
B. PENGERTIAN
Kalimat Majemuk bertingkat diawali anak kalimat dan diikuti induk kalimat; pada anak kalimat subjek terletak didepan dan PV  dibagian belakang; pada kalimat induk diawali dengan PV diikuti Subjek Objek Keterangan dan komplemen.
Dalam hal kalimat bertingkat diawali induk kalimat dan diikuti anak kalimat maka struktur kalimat induk adalah : S, PV, objek, keterangan, komplemen, diikuti anak kalimat dengan dihubungkan kata sambung (als/dat/, nadat/, doordat/, omdat/, die/, waar/, waarom/, waneer) dan diikuti S, objek, keterangan, komplemen dan PV

C. KAJIAN
1. KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT
Kalimat Majemuk bertingkat merupakan gabungan dari dua kalimat yaitu induk kalimat (hoofdzin) dan anak kalimat (bijzin).
a. Susunan kata pada induk kalimat
Jika induk kalimat diawal,susunan kata didalam induk kalimat tidak berubah, verba bentuk persona tetap menempati urutan kedua setelah subjek- atau ketiga jika inversi
Ik ga vanavond naar de film als ik genoeg tijd heb ; saya akan pergi ke bioskop malam  ini, jika saya memiliki cukup waktu
Jika dimulai anak kalimat,seluruh anak kalimat ditulis diikuti verba bentuk persona pada urutan kedua dan subjek urutan ketiga
Als ik genoeg tijd heb, ga ik vanavond naar de film ; jika saya memiliki cukup waktu,saya akan pergi ke bioskop
Seluruh kalimat menyebabkan bentuk inversi, padahal sebenarnya dapat digantikan oleh sebuah keterangan
Dan ga ik vanavond naar de film ; Kalau begitu saya akan pergi ke bioskop malam ini.

b. Susunan kata di dalam anak kalimat
PV anak kalimat ditempatkan pada urutan terakhir; Jika ada lebih dari satu verba pada induk kalimat,maka mereka juga diletakan diakhir anak kalimat; PV biasanya diletakan sebelumverba lain ;
Ik weet dat hij dat niet doet ; Saya tahu bahwa ia tidak melakukan hal itu.

c. Susunan kata pada induk kalimat
Jika induk kalimat terletak diawal,susunan kata tidak berubah, verba bentuk persona urutan kedua setelah subjek - atau ketiga jika terjadi inversi
Ik ga vanavond naar de film als ik genoeg tijd heb ; Saya akan pergi ke bioskop malam ini, jika saya memiliki cukup waktu.
Jika dimulai anak kalimat, maka seluruh susunan kata anak kalimat ditulis lalu diikuti verba bentuk persona pada urutan kedua dan subjek di posisi ketiga;
Als ik genoeg tijd heb, gak ik vanavond naar de film ; Jika saya memiliki cukup waktu,saya akan pergi ke bioskop.

d. Susunan kata di dalam anak kalimat; 
Verba bentuk persona pada anak kalimat ditempatkan pada urutan terakhir;Jika lebih dari satu verba pada induk kalimat maka diletakan diakhir anak kalimat;
Ik weet dat hij dat nie doet ; Saya tahu bahwa ia tidak melakukan hal itu

e. Kata Sambung Subordinatif
Terdapat banyak kata sambung yang menunjukan waktu dalam bahasa belanda. (als,wanner=ketika, toen=ketika, totdat=sampai, voordat=sebelum, Nadat=setelah, terwijl=sementara/selama, sinds=sejak, zodra=segera setelah, omdat=karena,doordat=dikarenakan/oleh karena, zodat=jadi, als,indien=jika,tenzij=kecuali, hoewel=walaupun, meskipun, zoals=seperti)

2. KLAUSA SUB-ORDINASI DENGAN KONJUNGSI KLAUSA BERSYARAT (II)
Ada dua tipe klausa sub-ordinasi, yaitu :
a. Klausa relative
Her artikel dat de rechter toepast,  is veroudered ; Pasal yang diterapkan oleh Hakim itu telah daluwarsa
b. Klausa dengan konjungsi sub-ordinasi
Het hof oordeelt,dat het bewijs geleverd is ; Mahkamah mempertimbangkan, bahwa bukti telah diserahkan

Kiat Memahami Kalimat Majemuk Bahasa Belanda :
Tahap pertama : Carilah PV Kalimat
Tahap Kedua : Carilah kata awal dalam anak kalimat; apakah berupa klausa relative atau klausa berkonjungsi sub-ordinasi
Tahap Ketiga :
1. Klausa relative : carilah antesedennya
2. Klausa Berkonjungsi; tentukan tipenya, misalnya klausa bersyarat

3. PENGGUNAAN ER
Struktur Kalimat dengan bentuk ER adalah struktur kalimat yang tidak dikenal dalam struktur bahasa Indonesia. Beberapa fungsi ER dalam Bahasa Belanda :
a. ER Berfungsi sebagai pengisi subjek atau Pelaku yang tidak tentu (indefinit)
Er was eens een prinses die .... : Dahulu kala ada seorang puteri yang ....

b. ER Berfungsi sebagai Pengganti tempat
er dapat berfungsi pengganti daar 'di sana' atau sebuah keterangan tempat dan dapat digabung dengan naartoe,heen,vandaan; ernaartoe,erheen,ervandaan;
Ik been in Eindhoven geweest ; Saya pernah pergi ke Eindhoven

c. ER Sebagai Pengganti Kata Ganti
er dapat berfungsi sebagai pengganti kata ganti yang mengacu ke benda dan selalu digabung dengan sebuah kata depan:
Ik snijd worst meestal met een Broodmes ; Saya biasanya memotong sosis dengan sebuah piasu roti

d. ER + bilangan
er jenis ini digabung dengan bilangan atau jumlah tertentu dari sesuatu 
Hoeveel bomen tel jij?; Berapa pohon engkau hitung?

e. ER dalam Kalimat Pasif
Kata kerja tidak berobjek (intransitif) biasanya berhubungan dengan aktivitas manusia ; fietsen (bersepeda), werken (bekerja), lopen (berjalan); Kalimat seperti ini memerlukan ER.
ER juga digunakan dalam kalimat pasif yang subjeknya indefinit (tanpa artikel atau dengan artikel een);
Er, wordt veel gefietst in Amsterdam ; Banyak orang bersepeda di Amsterdam

4. KALIMAT PASIF
Bentuk pasif ditandai dengan adanya kata kerja bantu pasif  worden/zijn, kata kerja komplemen dalam bentuk partisipium (perfectum), dan kadang dilengkapi keterangan yang didahului door
Pola Kalimat : Worden/zijn + partisip + (door X)

MODUL 4
KOSA KATA BAHASA INGGRIS YANG SERING DIGUNAKAN DALAM BAHASA HUKUM
KEGIATAN BELAJAR 1 : VOCABULARY
JENIS KATA :
Dalam Bahasa Inggris ; suatu kata dapat berubah-ubah arti sesuai jenis katanya. Setidaknya ada 8 jenis kata sesuai fungsinya (parts of speech)
1. VERB / KATA KERJA : Menunjukan sesuatu yang dilakukan/dikerjakan; contoh :
I Study English every day
Auxiliary atau Kata Kerja Bantu dipakai apabila tidak ada verb untuk menunjukan keadaan; contoh :
I am a student

2. NOUN / KATA BENDA ; Menunjukan benda atau orang; contoh :
I bought a book with my friends

3. ADJECTIVE / KATA SIFAT ; Mendeskripsikan sebuah kata benda; contoh :
I have a blue book. My book is blue

4. ADVERB / KATA KETERANGAN ; Mendeskripsikan sebuah kata benda, kata sifat, atau kata keterangan itu sendiri; contoh :
My Teacher speaks English fluently. He is very smart and he writes really quickly too.

5. PRONOUN / KATA GANTI ; Mengganti sebuah kata benda ; contoh :
Ibu Lilies is my English Teacher. She is Indonesian.

6. PREPOSITION / KATA DEPAN ; Menghubungkan sebuah kata benda dengan kata lain ; contoh:
I live at Jalan Haji Agussalim in Jogjakarta 

7. CONJUNCTION / KATA PENGHUBUNG ; Menghubungkan kata, klausa, atau kalimat; contoh: My Friend likes ice cream and pizza, but I don't like them all

8. INTERJECTION / KATA SERU ; Seruan pendek, kadang digunakan didalam kalimat ; contoh :
Hi ! How are you?

Mengapa parts of speech itu Penting ? ; Untuk mengetahui fungsi sebuah kata agar dapat menggunkannya dengan benar dalam sebuah frase, klausa, atau kalimat. contoh :
died, death, dead semuanya berhubungan dengan kata "mati", tetapi mempunyai fungsi dan kedudukan yang berbeda;  died (past "die") adalah verb; death : noun ; dead : adjective.

KEGIATAN BELAJAR 2 : KALIMAT 
Kalimat ; sentence : terdiri minimal dari Subject dan Predicate.
A. UNSUR-UNSUR KALIMAT
1. Subject + Predicate ; The baby is sleeping
2. Subject + Predicate + Complement ; The new car is expensive
3. Subject + Predicate + Object ; Everybody is talking about the game
4. Subject + Predicate + Indirect Object + Direct Object ; My friend sent me some postcards
5. Subject + Predicate + Direct Object + Preposition + Indirect Object ; My friend sent some postcards to me
6. Subject + Predicate + Object + Complement ; We appointedhim chairman

B. JENIS-JENIS KALIMAT
1. Kalimat pernyataan (statements / Declarative sentence) ; I went to Jakarta yesterday
2. Kalimat Pertanyaan (Questions/Interrogative Sentence) ; Did you come here yesterday ?
3. Kalimat Perintah ( Commands/Imperative sentence) ; Go to Jakarta tomorrow !
4. Kalimat Seruan (Exclamations) ; What a big risk they have
5. Kalimat Sederhana ( Simple sentence) ; Dina Teaches English in a course
6. Kalimat Majemuk Setara (Compound Sentence) ; Dina speaks English and Anwar speaks Sundanese
7. Kalimat Majemuk Bertingkat ( Complex Sentence) ; When I went Jakarta, I visited many places
8. Kalimat Majemuk Setara dan Bertingkat ( Compound-Complex sentence) ; Because Andi is a novelist, he can understand how to write a good novel and he knows where to start writing it.
9. Kalimat Aktif (Aktive Sentences), Subjek mengerjakan sesuatu ; The man reported the accident to the police
10. Kalimat Pasif (Passive sentences), Subjeknya dikenai sesuatu ; The accident was reported to the police. (by the man)
11. Kalimat Transitif (Transitive sentences), yaitu kalimat yang mempunyai objek ; Wendi writes a poem every week
12. Kalimat Intransitif (Intransitive sentences), yaitu kalimat yang tidak mempunyai object ; I am tired

MODUL 5
TENSES DALAM BAHASA INGGRIS
KEGIATAN BELAJAR 1 : SIMPLE PRESENT TENSE DAN PAST TENSE
A. SIMPLE PRESENT TENSE
Simple Present Tense ; adalah Tense (Pola Kalimat) yang digunakan untuk menceritakan waktu sekarang dalam bentuk sederhana (Verb bentuk 1); ada dua jenis :
1. Nominal Simple Present
Pola : Subjek+to be (am,is,are)+Nominal ; You are a teacher
S+to be+ Not+Nominal (menyangkal/negative) : You are not a teacher
To be+ S+Nominal (interrogative/bertanya) : are you a teacher
2. Verbal Simple Present
Pola : Subjek+V1
I work , You work , We Work , They Work , He Works , She Works , It Works
( He, she, it . Verb + s )
She Teaches English
(Verb yang berakhiran bunyi DESIS; x, ch, s, sh maka digunakan akhiran es)
Fungsi atau Penggunaan Simple Present Tense adalah :
1. Menyatakan Fakta (expressing facts)
2. Menyatakan Kebiasaan (expressing habits)
3. Menyatakan masa yang akan datang
4. Menyatakan masa lalu
5. Menceritakan sesuatu yang sedang terjadi

B. PRESENT CONTINOUS TENSE
Digunakan untuk tindakan yang seang berlangsung sekarang, kejadian di waktu sedang berbicara dan tindakan yang berlangsung hanya untuk jangka waktu yang singkat; disebut juga Present Progressive Tense.
Pola Kalimat :
Positif : S + to be (am, is, are) + Verb -ing + object : I am watching TV Now
Negative : S + to be + not + Verb-ing + object : Mr Khanafi is not going to Jakarta
Tanya : to be + S + verb-ing + object : Is Mrs Annisa cooking in the Kitchen

C. PRESENT PERFECT TENSE
Digunakan untuk suatu tindakan sederhana yang amsih berlangsung atau yang baru saja berhenti, tetapi memiliki pengaruh hinggs masa kini; Menempatkan penekanan pada hasil.
Penggunaan :
1. tindakan yang terjadi pada waktu yang tidak pasti sebelum saat ini
2. tindakan di masa lalu dan memiliki pengaruh dimasa sekarang
3. tindakan yang dimulai dari masa lalu dan masih berlanjut sekarang
Pola Kalimat :
Positive ; S + has/have + been + object / S + has/have + Verb III + object
I Have been at home for month
Nrgative ; S + has/have + not + been + object / S + has/have + not + Verb III + object
Mr Handoko has not eaten the sate already
Tanya ; Have/has + S + Verb III + object / Have/has + S + been + object
Has Mr Imam been here since 06.00
Untuk membuat kalimat Present Perfect (simple) tense  ini perlu diketahui tentang :
1. Kata kerja (verb) have (kata kerja bantu/auxililiary verb); Tunggal I have, You have, He/she/it has ; jamak We Have , They Have , You Have
2. Past participle (been/Verb III) ; contoh Talk = Talked (regular) , Go = Gone (irregular)

D. PRESENT PERFECT CONTINOUS TENSE
Mengungkapkan tindakan yang yang telah dimulai di masa lalu an sekarang masih berlanjut. Juga diguakan untuk menceritakan kejadian yang dimulai di masa lalu dan barus saja selesai; Penggunaan:
1. Tindakn telah dimulai di masa lalu dan masih berlanjut hingga sekarang
2. tindakan yang baru saja berhenti/selesai dikerjakan.
Pola Kalimat :
Positive ; S + has/have + been + Verb-ing
I Have been watching TV for two hours
Negative ; S + has/have + not + been + Verb-ing
Marina has not been learning english for two years
Tanya ; Have/has + S + been + Verb-ing
Have you been reading a book for an hour
Keterangan waktu (adverb time) ynag digunakan "for" dan "since" merupakan keterangan waktu yang sangat umum digunakan dalam present perfect continous tense


A. SIMPLE PAST TENSE
Mengungkapkan kejadian yang telah terjadi pada waktu tertentu di masa lalu. kejadian bisa pendek atau panjang. Berarti juga menjadi beberapa kejadian terjadi satu demi persatu. Secara umum, ada dua fakta penting yang perlu diingat dalam tense bahasa inggris ini :
- kata kerja tak beraturan (irreguler verb)
- kalimat negatif dan pertanyaan tidak seperti kalimat positif tetapi mempertahankan bentuk dasar kata kerja
Penggunaan :
1. peristiwa di masa lalu yang telah selesai (I went to school)
2. Situasi di masa lalu (they lived a normal life untul they won a lottery)
3. serangkaian tindakn di masa lalu
Pola Kalimat :
Positive : S + to be (was/were) + complement / S + Verb 2 + Object
He was a bussinesmen in 1999 / I sell these motorcycles in Surabaya
Negative ; S + to be (was/were) + not + complement / S + did not + Verb 1 + object
She did not visit me yesterday / My Parents were not home this afternoon
Tanya ; Did + Subject + Verb 1 + Object
Did you play football yesterday
Keterangan waktu (adverb of time) yang umum digunakan dalam simple past tense : Yesterday, the other day, just now, the day before yesterday

B. PAST CONTINOUS TENSE
Mengungkapkan tindakan di masa lalu yang sedang berlangsung. Tindakan kadang juga dapat disela oleh sesuatu. disebut juga Past Progressive Tense
Penggunaan :
1. Tindakan yang sedang berlangsung
2. Kegiatan sela yang sedang berlangsung (Past continous)+When+(Past Simple)
3 Kegiatan yang sedang berlangsung pada waktu yang sama di masa lalu
4. Pertanyaan bersyarat/sopan
Pola Kalimat :
Positive : S + to be (was/were) + verb-ing + object
He was sleeping when I came
Negative ; S + to be (was/were) + not + verb-ing + object
He was not sleeping when I came
Tanya ; was/were + Subject + Verb-ing + Object
were you working all night yesterday?

C. PAST PERFECT TENSE
Untuk menunjukan suatu tindakan di masa lalu berkaitan dengan tindakan lain sebelumnya di masa lalu.
Penggunaan :
1. Menceritakan tindakan yang sudah selesai sebelum tindakan lain di masa lalu
2. Kalimat pengandaian (conditional sentence) Type III
3. Kalimat tak langsung
Pola Kalimat :
Positive : S + had + verb III + (past participle) + object
They had been here before 1945
Negative ; S + had + not + verb III + object
She had not gone to Amsterdam when I called her
Tanya ; Had + S + verb III + Object ?
Had she gone to Amsterdam when you called her?
Adverb of time yang umum digunakan : after, before, already, as soon as, just, yet, untill, till, by the time that
Juga digunakan untuk ungkapan, seperti : I wish, as if/though, if only


D. PAST PERFECT CONTINOUS TENSE
Mengungkapkan suatu tindakan yang dimulai di masa lalu dan berlangsung sampai tindakan lain yang di masa lalu
Penggunaan :
1. Durasi tindakan masa lalu sampai titik waktu tertentu di masa lalu juga
2. Kalimat pengandaian (conditional sentence) Type IIIu
3. Kalimat tak langsung (reported speech)
Pola Kalimat :
Positive : S + had + been + verb-ing + object
He had been living in Jakarta about ten years
Negative ; S + had + not +been + verb-ing + object
He had not been living in Jakarta about ten years
Tanya ; Had + S + been + Object ?
Had he been living in Jakarta about ten years?
Perbedaan Present Perfect continous dan Past Perfect continous adalah:
Present perfect continous mengungkapkan tindakan yang terus berlanjut sampai sekarang sedangkan Past Perfect continous tidak.

KEGIATAN BELAJAR 2 : PRESENT FUTURE TENSE DAN CONDITIONAL / FAST FUTURE TENSE
A. SIMPLE FUTURE TENSE
Digunakan dalam banyak situasi seperti ketika membuat janji, prediksi atau rencana; disebut juga Prsent Future Tense ; 
Diabagi menjadi dua bentuk yaitu : " Whill / Shall " dan " going to "
going to ; gonna ; digunakan dalam mengucapkan suatu rencana tindakan yang telah dibuat jauh-jauh sebelum berbicara; Untuk mengungkapkan suatu prediksi berdasarkan tanda-tanda saat ini (kemungkinan besar terjadi)
Will ; digunakan dalam mengucapkan suatu rencana tindakan yang baru saja kamu pikirkan/belum direncanakan/spontanitas saat berbicara; juga digunakan untuk mengungkapkan ramalan yang akan terjadi berdasarkan perhitungan atau perasaan (belum pasti).
Pola Kalimat :
Positive : S + will/shall + verb I + object / S + am/is/are + going to + Verb I + object
We will go to school soon
Negative ; S + will/shall + Verb I + object / S + am/is/are + not + going to + Verb I + object
We will not go to school soon
Tanya ; Will/shall + S + Verb I + object / Am/is/are + S + going to + Verb I + object
Will we go to school soon?

B. FUTURE CONTINOUS TENSE
Digunakan untuk menandakan bahwa kita akan berada di tengah-tengah suatu kejadian dalam waktu tertentu di masa depan ; dikenal juga dengan Present Future Continous ; memiliki dua bentuk "will" dan "going yang bermakna sama dan saling menggantikan saat digunakan.
Penggunaan :
1. Tindakan di masa depan yang sedang berlangsung
2. Dugaaan antara masa kini dan masa depan
3. Untuk mengajukan pertanyaan dengan sopan tentang niat seseorang
Pola Kalimat :
Positive : S + will/shall + be + verb-ing + object
I will be watching a movie tonight
Negative ; S + will/shall + not + be + verb-ing + object
I will not be watching a movie tonight
Tanya ; Will/shall + S + be + verb-ing + object
Will you be watching a movie tonight?

C. FUTURE PERFECT TENSE
Menyatakan kejadian yang akan selesai di masa depan yang sudah dimulaio di masa lalu; disebut juga Present Future Perfect Tense atau Future Perfect Simple Tense
Pola Kalimat :
Positive : S + will/shall +have + been + complement / S + will/shall + have + verb III + object
I will have been in this hospital until tomorrow morning
Negative ; S + will/shall + not + been + complement / S + will/shall + not + have + verb III + object
I will not have been in this hospital untill tomorrow morning
Tanya ; Will/shall + S + been + complement / will/shall + s + have + verb III + object ?
Will you have been in this hospital untull tomorrow morning ?
Keterangan waktu (adverb of time) yang umum digunakan Before, by tomorrow, next month , untill/till

D. FUTURE PERFECT CONTINOUS TENSE
Menceritakan kejadian yang akan berlangsung pada waktu tertentu di masa depan. Future Perfect Tense dikenal juga dengan sebutan Present Future Perfect Continous atau Future Perfect Progressive
Pola Kalimat :
Positive : S + will/shall + have + been + verb-ing + object
My grandmother will have been visiting us tomorro morning
Negative ; S + will/shall + not + have + been + verb-ing + object
My grandmother will not have been visiting us tomorrow morning
Tanya ; Will/shall + S +have + been + verb-ing + object ?
Will you grandmother have been visiting you tomorrow morning?
Ungkapan waktu yang umum digunakan : By tomorrow, This year/month/week, Next year/month/week

D. SIMPLE PAST FUTURE TENSE
Mengungkapkan kejadian yang akan terjadi pada masa lalu (bukan masa sekarang, kebalikan dari simple future tense)
Pola Kalimat :
Positive : S + should/would + be + object / S + should/would + verb I + object
He should be in Banten next month
Negative ; S + should/would + not + be + object / S + should/would + not + Verb I + object
He should not be in Banten next month
Tanya ; Should/would + S + be + object ? / Should/Would + S + Verb I + object?
should he be in Banten net month?

PAST FUTURE CONTINOUS / PAST FUTURE PROGGRESIVE TENSE
Menceritakan suatu tindakan yang akan sedang terjadi pada masa lalu (untuk yang sedang terjadi di masa sekarang disebut Future Continous Tense)
Pola Kalimat :
Positive : S + should/would + be + verb-ing + object
My Brother would be finishing Thesis last week
Negative ; S + should/would + not + be + verb-ing + object
My Brother would not be finishing Thesis last week
Tanya ; Should/would + S + be + verb-ing + object?
Would your Brother be finishing Thesis last week

PAST FUTURE PERFECT TENSE
Mengungkapkan tindakan yang akan sudah selesai di masa lalu (bandingkan perbedaannya dengan Future Perfect Tense)
Pola Kalimat :
Positive : S + should/would + have + been + complement / S + should/would + have + verb III + object
My Mother should have been here at nine o'clock tomorrow
Negative ; S + should/would + not + have + been + complement / S + should/would + not + have + Verb III + object
My Mother should not have been here at nine o'clock tomorrow
Tanya ; Should/would + S + have + been + complement? / Should/Would + S + have + Verb III + object?
Should your mother have been here at nine o'clock tomorrow

PAST FUTURE PERFECT CONTINOUS TENSE
Mengungkapkan kejadian yang akan sudah sedang terjadi pada masa lalu; memiliki persamaan dengan future perfect continous tense
Pola Kalimat :
Positive : S + should/would + have + been + verb-ing + object
I would have working in leading companies for 10 years
Negative ; S + should/would + not + have + been + Verb-ing + object
I would not have working in leading companies for 10 years
Tanya ; Should/would + S + have + been + verb-ing + object?
Would you have working in leading companies for 10 years?


MODUL 6
TEKNIK MEMBACA DAN MENTERJEMAHKAN BACAAN BAHASA INGGRIS YANG SERING DIGUNAKAN DALAM BAHASA HUKUM
KEGIATAN BELAJAR 1 : SKIMMING, SCANNING, INTENSIVE READING
A. PENDAHULUAN
Skimming dan Scanning; digunakan untuk membaca secara cepat
Intensive Reading; Bagaimana memahami bacaan secara mendalam termasuk mencari latar belakang bacaan terebut, mencari informasi sebagai bahan untuk menulis, mengkritisi bacaan tersebut dan mengungkapkannya kembali dengan kalimat dan masukan yang diperlukan.

B. TEKNIK SKIMMING
Skimming; berarti "membaca sangat cepat" dengan memperhatikan bagian-bagian yang penting dalam bacaan, sekiranya tidak penting tidak perlu diperhatikan (selective reading).
Tujuan Teknik Skimming:
1. Menemukan organisasi penulisan bacaan (bagaimana bacaan itu dibagi dalam paragraf maupun pokok-pokok bahasan)
2. Menemukan ide pokok dalam tiap paragraf, selanjutnya menemukan ide pokok seluruh bacaan

C. TEKNIK SCANNING
Scanning; Membaca secara sekilas atas sebuah bacaan dengan tujuan untuk mengetahui segala sesuatu yang menarik perhatian sebelum lebih lanjut memahami secara seksama agar secara cepat mengetahui isi bacaan.

Perbedaan Skimming dan Scanning; Skimming berusaha mencari ide pokok dalam sebuah bacaan, Scanning mata bergerak cepat menuju terminologi-terminologi khusus atau informasi khusus yang menarik perhatian (specific information)
Kata tanya mengetahui keberhasilan teknik scanning : When, What, Who.

D. TEKNIK CAMPURAN (SKIMMING DAN SCANNING)
Kegunaan Teknik Skimming dan Scanning dalam mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan bacaan adalah menjawab soal yang berbentuk :
1. Pilihan berganda (multiple choice questions)
2. Menjodohkan pilihan-pilihan kata dalam kalimat (mengisi titik-titik dengan memilih kata-kata yang tersedia)
3. Menyempyrnakan tabel (competing a table)
4. Mengisi diagram (labelling a diagram)

KEGIATAN BELAJAR 2 : TEKNIK INTENSIVE READING, TRANSLATION
A. TEKNIK INTENSIVE READING
Teknik intensive reading dilakukan ketika pembaca ingin mengetahui isi bacaan secara lebih mendalam; tidak sekedar informasi dalam bacaan melainkan sampai menganalisa latar belakang penulis apa yang akan disampaikan berikutnya.
Teknik ini disebut juga critical reading; bermakana lebih dari sekedar Comprehensive reading.
Kata untuk mengetahui keberhasilan teknik ini : Why, How, What is your comment, etc.

B. TRANSLATION
Cara untuk mengetahui apakah mahasiswa memahami isi bacaan adalah dengan evaluasi translation (menterjemahkan); Tidak boleh kata demi kata tetapi harus diketahui ide yang terkandung pada setiap kalimat atau paragraf baru kemudian kita bahasakan dengan bahasa kita.; Terjemahan orang-orang bisa berbeda, tidak dipermasalahkan asal ide pokoknya sama.


MODUL 7
KEKHASAN BAHASA INDONESIA HUKUM
KEGIATAN BELAJAR 1 : PERMASALAHAN DALAM BAHASA INDONESIA HUKUM
A. PENDAHULUAN
1. Pengertian Bahasa Indonesia Hukum
Penggunaan Bahasa Indonesia di Bidang Hukum disebut pula ; Bahasa Hukum Indonesia ; Bahasa Indomesia Perundang-Undangan ; Bahasa Indonesia Hukum.
Bahasa Indonesia Hukum; adalah Bahasa Indonesia yang digunakan dalam Bidang Hukum ; Bahasa Indonesia dengan corak penggunaan yang khas dalam dunia hukum ; Merupakan bahasa aturan dan peraturanyang bertujuan mewujudkan ketertiban dan keadilan untuk mempertahankan kepentingan umum dan kepentingan pribadi dalam masyarakat ; Merupakan lambang-lambang yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang ada dalam norma hukum kepada warga masyarakat.

2. Manfaat Mempelajari Bahasa Hukum
Mempelajari asas-asas dan kaidah-kaidah bahasa Indonesia bagi kalangan hukum bermanfaat untuk mengurangi kekurangsempurnaan dalam :
a. Penggunaan Bahasa Hukum ; berbicara atau mengemukakan pendapat tentang hukum serta mebuat karangan-karangan ilmiah tentang hukum
b. Membuat aturan-aturan Hukum ; Surat-surat pengaduan, tuduhan, kesaksian, tuntutan, pembelaan, keputusan, atau untuk membuat surat-surat perjanjian, akte-akte, surat gugatan, gugat-menggugat, memori banding, kasasi, dsb.

3. Medan Penggunaan Bahasa Indonesia Hukum
adalah didalam peraturan-peraturan, tulisan-tulisan ilmiah tentang hukum, surat gugatan, . dakwaan. requistoir, pledoi, replik, duplik, dsb.

4. Permasalahan dalam Bahasan Indonesia Hukum
1. Kalimat-Kalimat yang tidak menggunakan Ragam Formal
2. Pemakaian Kata atau gabungan kata yang tidak sesuai dengan konteks
3. Pemakaian Kata-Kata Mubazir dalam Kitab Undang-Undang
4. Menyangkut Kalimat; Kalimat-Kalimat Panjang pada satu sisi penting karena bahasa hukum menuntut ketepatan, kecermatan, dan kejelasan sehingga segala sesuatunya harus disampaikan secara tepat, cermat, dan jelas. Tetapi pada sisi lain kalimat panjang sulit dimengerti oleh pembaca ; Untuk memahami kalimat-kalimat dalam bahasa hukum secara cepat diperlukan kepekaan mengenai batas unsur-unsur pembentuknya.

KEGIATAN BELAJAR 2 : KEKHASAN BAHASA INDONESIA HUKUM
B. KEKHASAN BAHASA INDONESIA HUKUM
1. Kekhasan Ragam Bahasa
Setidaknya ada empat bidang yang memperlihatkan perbedaan penggunaan Bahasa Indonesia ; Bidang Ilmu, Bidang Sastra, Bidang Jurnalistik, dan Bidang Hukum.
Bahasa Indonesia di Bidang Ilmu; dapat dijumpai dalam karangan keilmuan dan teknologi; adalah karangan yang mengkomunikasikan masalah-masalah keilmuan dan tehnologi.
Pengertian Bahasa yang efisien dan efektif; Bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku dengan mempertimbangkan kehematan kata dan ungkapan (Bahasa yang efisien) ; Bahasa yang mencapai sasaran yang dimaksudkan atau bahasa yang membuahkan efek atau hasil yang diharapkan pembicaraan karena cocok dengan peristiwa atau sesuai dengan keadaan yang menjadi latarnya (Bahasa yang efektif) ; Memiliki ciri-ciri :
a. Kelugasan dan kecermatan yang menghindari segala kesamaran dan ketaksaan
b. Keobjektifan yang sedapat-dapatnya ridak menunjukan selera perseorangan
c. Pembedaan dengan teliti nama, ciri, atau kategori yang mengacu ke objek penelitian atau telaahnya  agar tercapai ketertiban berpikir
d. Penjauhan emosi agar tidak mencampurkan perasaan sentimen dalam tafsirannya,
e. Kecendrungan membakukan makna kata dan ungkapannya dan gaya pemeriannya berdasarkan perjanjian atau pakat
f. Langgamnya tidak meluap-luap atau dogmatis
g. Penggunaan kata dan kalimat dengan ekonomis agar tidak lebih banyak daripada yang diperlukan.
Sifat Karangan Objektif ditunjukan dengan kalimat-kalimat tidak memihak; Berupa kalimat pasif; adalah kalimat yang jabatan pokok atau subjeknya merupakan sasaran atau tujuan dari pekerjaan yang disebut dalam jabatan sebutan atau predikat.
Empat Bentu kalimat pasif; Kata Kerja berawalan di, Kata kerja diawali kata ganti orang seperti ku, kata kerja yang berawalan ter, dan yang kata kerjanya berimbuhan ke-an.
Kalimat lain dalam karangan ilmiah adalah Kalimat ekuatif ; adalah kalimat yang berkata kerja adalah atau merupakan.
Kalimat Kaya Satra berbeda dengan Kalimat Karangan selain karya sastra; Bahasa Karya sastra adalah Bahasa yang bergaya, yang dibentuk secara sengaja untuk mendapatkan nilai estetis yang intensif; adalah Bahasa yang digunakan untuk menyampaikan emosi atau perasaan dan pikiran, fantasi, dll dengan bentuk bahasa yang istimewa dalam hal kekuatan efeknya pada pendengar/pembaca dan cara penuturannya; Karya sastra bersifat imajinatif.
Ciri Khas yang lain Bahasa Indonesia Jurnalistik ; adalah adanya banyak singkatan

Bahasa Indonesia Hukum : adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam bidang hukum; Merupakan bahasa aturan dan peraturan yang bertujuan untuk mewujudkan ketertiban dan keadilan untu mempertahankan kepentingan umum dan kepentingan pribadi dalam masyarakat ; Merupakan lambang-lambang yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang ada dalam norma hukum.
Bahasa Indonesia Hukum adalah tetap Bahasa Indonesia, tunduk kepada kaidah-kaidah Bahasa Indonesia ;  adalah ragam bahasa Indonesia yang karena sifat dan tujuannya mengandung ciri khas yang khas sehingga berbeda dengan ragam bahasa indonesia lainnya; Ragam Bahasa Indonesia dibidang hukum adalah Ragam Formal atau Resmi.
Kekhasan penggunaan bahasa dalam hukum terkait dengan fungsinya dalam menuangkan gagasan substantif yang bersifat normatif dalam arti mnegandung norma hukum (rechtsnorm) untuk menggariskan tingkah laku serta hubungan diantara masyarakat.

2. Kekhasan Istilah
Karakteristik Bahasa Indonesia Hukum terlihat pada istilah-istilah yang digunakan. contohnya: Tersangka, Terdakwa, Penyidikan, Penyelidikan.

3. Kekhasan Kalimat
Selain Ragam dan Istilah, Karakteristik Bahasa Indonesia Hukum terlihat juga pada pemakaian kalimat; Sarat dengan kalimat-kalimat panjang. Kalimat dalam Bahasa Indonesia Hukum terbagi dalam dua struktur yaitu Biasa dan Inversi.
Kalimat Struktur Biasa ; Struktur Kalimat yang fungsi subjeknya didepan fungsi Predikat
Kalimat Struktur Inversi ; Struktur Kalimat yang fungsi Predikat didepan fungsi Subjek.
Kalimat-Kalimat dalam bidang Hukum menerapkan dua fokus ; yaitu menonjolkan pelaku perbuatan dan menonjolkan perbuatan hukum.



MODUL 8
KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA HUKUM
KEGIATAN BELAJAR 1 : STRUKTUR KALIMAT DALAM PERUNDANG-UNDANGAN
A. STRUKTUR DAN POLA KALIMAT DALAM PERUNDANG-UNDANGAN
1. Struktur Kalimat dalam Perundang-Undangan
Kalimat ; adalah satuan kebahasaan terkecilyang menyampaikan pikaran yang utuh atau lengkap.
Dalam Wujud Lisan ; Kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti dengan kesenyapan yang mecegah terjadinya perpaduan atau asimilasi bunyi atau proses fonologis lainnya.
Dalam Wujud Tulisan ; berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!) yang didalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-) dan spasi.
Tanda titik, Tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lainnya sepadan dengan jeda dan spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru melambangkan kesenyapan.
Kalimat Panjang dan Kalimat Pendek ; Perbedaan terletak pada kata atau kelompok kata yang menjadi unsur pembentuk kalimat..

Dalam Peraturan Perundang-undangan terdapat dua jenis struktur kalimat yaitu :
Kalimat Bersusun Biasa ; adalah kalimat yang fungsi subjeknya ada didepan fungsi predikat.
Kalimat Berstruktur inversi ; adalah kalimat yang fungsi prfedikatnya terdapat di awal kalimat, sedangkan fungsi subjeknya ada diakhir kalimat ; Kalimat jenis ini banyak terdapat dalam KUHP

Dalam Perundang-Undangan digunakan : Kalimat Berita ; yaitu kalimat yang mengandung makna 'menyatakan atau memberitahukan sesuatu' ; yang dalam bahasa tulis dinyatakan dengan tanda titik (.) pada akhir kalimat
Kalimat Tanya dan Kalimat Perintah tidak diketemukan dalam perundang-undangan.

2. Pola Kalimat dalam Perundang-Undangan
Kalimat dalam Perundangan terdiri dari :
1. Situasi Sekitar
2. Persyaratannya
3. Subjek Hukumnya
4. Perbuatan atau tindakan hukumnya.

KEGIATAN BELAJAR 2 : KESALAHAN KALIMAT KARYA ILMIAH HUKUM
KESALAHAN KALIMAT DALAM (KARANGAN ILMIAH) BIDANG HUKUM
1. Ketidaklengkapan Unsur Pembentuk Kalimat
Kalimat dibidang hukum harus lengkap unsur pembentuknya ; setidak-tidaknya mempunyai subjek dan predikat.

2. Subjek dan Objek tidak Berkata depan
Subjek Kalimat tidak diperkenankan berkata depan.

3. Pemakaian di Mana dan yang Mana
Pemakaian kata dimana dan yang mana yang tidak sesuai dengan konteksnya. Kesalahan seperti ini perlu dihindari karena akan mengakibatkan kalimatnya tidak efektif.

4. Pemakaian Kata Mubazir
Kehematan sangat diperlukan dalam kalimat efektif. Oleh karena itu, pemakaian kata yang tidak perlu harus dihindari.

MODUL 9
PENERAPAN EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN DALAM KARANGAN BIDANG HUKUM
KEGIATAN BELAJAR 1 : PEMAKAIAN HURUF KAPITAL, PENULISAN GABUNGAN KATA, SINGKATAN DAN AKRONIM, ANGKA DAN LAMBANG BILANGAN
A. PEMAKAIAN HURUF KAPITAL
Huruf Kapital / Huruf Besar ; adalah huruf yang berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar) digunakan sebagai huruf pertama dari kata pertama dalam kalimat, huruf pertama nama orang, dsb.
Aturan Pemakaian Huruf Kapital :
1. Huruf Pertama Nama Bangsa, Suku Bangsa dan Bahasa, Misalnya : bahasa Indonesia, suku Sunda, bahasa Batak. Pengecualian berdasarkan UU No 24 Tahun 2009 penulisan huruf b pada bahasa Indonesia ditulis dengan huruf besar sehingga menjadi Bahasa Indonesia.
2. Huruf Pertama nama jabatan atau nama instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya, Misalnya ; Presiden Republik Indonesia , Departemen Pendidikan Nasional.
3. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah, Misalnya : bulan Januari, hari Jum'at, hari raya Lebaran, perang Candu.
4. Huruf pertama nama geografi, Misalnya : Asia Tenggara, Gunung Merapi
5. Huruf pertama nama diri atau nama diri geografi jika kata yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan budaya, Misalnya : ukiran Jepara, tari Melayu, asinan Bogor
6. Tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri, Misalnya : berlayar ke teluk, mandi di kali
7.  Tidak dipakai sebagai huruf pertama nama  geografi yang dipakai sebagai nama jenis, Misalnya :
garam inggris, gula jawa 
8.  Tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran,  Misalnya : mesin diesel , 10 volt
9. Huruf Pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi , Misalnya ; Perserikatan Bangsa - Bangsa , Undang - Undang Lalu Lintas
10. Huruf Pertama kata kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman, yang dipakai untuk menyapa ,  Misalnya ; Itu rumah Pak Camat , Saya bertemu Ibu Hasan
11. Huruf pertama kata ganti Anda , Misalnya : Sudahkah Anda Tahu?, Surat Anda sudah sampai

B. PENULISAN GABUNGAN KATA 
1. Gabungan kata ditulis serangkai jika salah satu unsurnya hanya dipakai dalam kombinasi, Misalnya : acapkali, adakalanya, antarkota, beasiswa
2. Gabungan yang berunsur pun yang lazim dianggap padu ditulis serangkai, Misalnya : ataupun, adapun, andaipun, kalaupun
3. Pun yang berarti juga atau saja, ditulis secara terpisah dari kata yang mendahuluinya, Misalnya : Apa pun diperhatikannya, Siapa pun boleh datang
4. Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, Misalnya : kutulis, kaudengar
5. Per yang berarti mulai, demi, dan tiap, dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya, sedangkan yang per yang merupakan imbuhan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, Misalnya : per hari, per helai, satu per satu
6. Jika gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, gabungan kata itu ditulis serngkai, Misalnya : menggarisbawahi, menandatangani, mempertanggungjawabkan
7. Jika gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus, gabungan kata ditulis serangkai dengan awalan ditulis pada awal dan akhiran ditulis pada akhir gabungan, Misalnya : pertanggungjawaban, pengambilalihan
8. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, diantara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-), Misalnya : non-Indonesia pan-Afrikanisme
9. Kata di dan ke yang merupakan kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, Misalnya : di depan , ke depan , di atas , ke atas
10. Gabungan dari dengan pada, ke dengan pada , ke dengan mari , dan ke dengan hendak , ditulis serangkai, Misalnya : Si Amin lebih tua daripada Si Ahmad

C. SINGKATAN DAN AKRONIM
1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik. Misalnya : Muh. Yamin (Muhammad Yamin) , S.E. (sarjana ekonomi) , Sdr. (Saudara)
2. Bentuk singkat atau bentuk pendek yang diambil atau dipotong dari bentuk lengkapnya ditulis dengan mengggunakan huruf kecil semua tanpa diikuti tanda titik, Misalnya : 
ekspres  (bentuk singkat dari kereta api ekspres)
harian  (bentuk singkat dari surat kabar harian)
mingguan (bentuk singkat dari majalah mingguan)
3. Singkatan umum yang terdiri atas dua huruf masing-masing diikuti tanda titik, Misalnya : a.n. (atas nama) , d.a. (dengan alamat) , u.p. (untuk perhatian) , u.b. (untuk beliau)
4. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu titik, Misalnya : dll. (dan lain-lain) , dsb. (dan sebagainya).
5. Akronim nama diri ditulis dengan huruf awal huruf kapital, Misalnya :
Kowani  (Kongres Wanita Indonesia)
Iwapi   (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia)
6. Akronim yang bukan nama diri ditulis dengan huruf keci;, Misalnya : pemilu (pemilihan umum) , rapim (rapat pimpinan)


D. ANGKA DAN LAMBANG BILANGAN
1. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan tiga pilihan yang berikut, Misalnya : Bab II  /  Bab ke-2  /  Bab kedua
Abad XXI  /  Abad ke-21  /  Abad kedua puluh satu
2. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, Misalnya: dua jilid , dua puluh kilogram , lima belas orang
Pengecualian :
Kendaraan angkutan umum terdiri dari 50 bus, 100 helicak, dan 100 bemo
3. Lambang bilangan yang dipakai dalam dokumen resmi, seperti akta, kuitansi, wesel pos dan cek, dapat ditulis dengan angka dan huruf sekaligus, Misalnya : Tanah seluas 2.000 (dua ribu) dengan harga Rp.30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah)
4. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf, Misalnya : Sepuluh karyawan, Lima puluh ekor kambing.

KEGIATAN BELAJAR 2 : PENULISAN UNSUR SERAPAN, PEMAKAIAN TANDA BACA
A. PENULISAN UNSUR SERAPAN 
Kata dalam Bahasa Indonesia terdiri dari ; 
Kata Indonesia asli ; ambil, bawa, duduk, gigi, ikan
Kata serapan ; telaah, jamak, insan, insinyur
- Kata serapan dari bahasa serumpun : paceklik, bopong, sogol, pacek
- Kata serapan dari bahasa asing : ikhtiar, masinis, paket, palsu
Kata-Kata Serapan dapat dikelompokan menurut taraf integrasinya menjadi tiga golongan, yaitu :
1. Yang sudah lama terserap dalam bahsa indonesia yang tidak perlu diubah ejaannya ; sirsak, otonomi, pikir, dongkrak
2. Kata asing yang belum sepenuhnya terserap ; shuttle cock, real estate, spare part
3. Kata asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa indonesia

B. PEMAKAIAN TANDA BACA
TANDA TITIK ( . )
1. Dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar. Namun jika            angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf, tanda itu 
    tidak dipakai. 
    Misalnya : 
    1. Patokan Umum
        1.1 Isi Karangan
        1.2 Ilustrasi
              1.2.1 Gambar Tangan
              1.2.2 Tabel
              1.2.3 Grafik

2. Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menyatakan jumlah
    Misalnya :
    Desa itu 24.200 orang.
    Gempa Bumi menewaskan 1.231 jiwa.

3. Tidak dipakai pada akhir judul, kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya
    Misalnya : 
    Pengantar Ilmu Ekonomi
    Dasar-dasar Manajemen

4. Tidak dipakai untuk singkatan penunjuk uang seperti rupiah, dolar, yen, dsb.
    Misalnya :
    Rp10.000,00        10.000,00 rupiah
    US$3.50               3.50 dolar Amerika
    Y100                    100 yen


TANDA KOMA ( , )
1. Dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
    Misalnya : 
    Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
    Air Kelapa diberi bumbu lengkuas, daun salam, bawang putih, dan garam.
2. Dipakai untuk memisahkan kalimat setara perlawanan yang satu dari kalimat  setara ber  
    ikutnya yang didahului oleh kata TETAPI, MELAINKAN, dan SEDANGKAN; 
    Misalnya :
    Tim Belanda lebih banyak memiliki peluang emas, tetapi karena penyelesaiannya kurang  
    sempurna, akhirnya hanya imbang 1 - 1 lawan Mesir.
    Mereka bukan pemain yang penuh bakat, melainkan pemain yang hanya memiliki keinginan kuat.
    Penghasilan utama daerah Maluku  adalah rempah-rempah, sedangkan penghasilan utama Jawa  
    Barat adalah padi.
3. Dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang medahului induk kalimatnya. 
   Biasanya anak  kalimat didahului kata KARENA, AGAR, BAHWA, WALAUPUN, MESKIPUN,  
     BIARPUN, MANAKALA, BILA, APABILA, JIKA, JIKALAU, KALAU, ANDAIKATA, 
     SEANDAINYA, ASALKAN; 
     Misalnya :
    Karena harus menyelesaikan pekerjaannya pada hari itu juga, ia terpaksa membatalkan 
    rencananya  untuk berkunjung kepada saudaranya di kota.
    Bahwa dia menggugat hendak mengetahui perasaanku terhadap Carl, aku baru sadar.
4. Dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal    
    kalimat. Kata atau ungkapan penghubung antar kalimat itu antara lain adalah : oleh karena 
    itu, oleh sebab itu, sehubungan dengan itu, jadi, namun, selanjutnya, lagi pula, misalnya, 
    conmtohnya.
    Misalnya :
    Hiasan dinding dari makrame juga bagus. Bahkan, makrame dapat dibuat selendang. 

TANDA HUBUNG ( - )
1. Dipakai untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris
    Misalnya : 
    Disamping cara-cara lama itu, ada juga cara yang baru.
2. Dipakai untuk menyambung awalan dengan bagian kata dibelakangnya atau akhiran dengan 
    bagian kata didepannya pada pergantian baris.
    Misalnya :
    Kini ada cara yang baru untuk meng-
    ukur panas.