DISKUSI 3 :
Saudara Mahasiswa, silahkan diskusikan topik berikut ini…!
Menurut anda mengapa analisis teknikal perlu dilakukan bahkan meskipun proyek tersebut tidak layak secara teknis dan apa saja hal-hal yang perlu dianalisis?
Selamat berdiskusi!
PENDAPAT DISKUSI :
Analisis
Teknikal sebaiknya tetap dilakukan meskipun sebuah proyek tidak
layak secara teknis. Pada dasarnya, analisis teknikal bertujuan untuk menggali informasi mengenai
estimasi biaya teknis proyek, yang meliputi berikut ini :
1. Investasi
Tetap.
Meliputi
tanah lokasi, bangunan pabrik dan bangunan lainnya, serta mesin dan
pemasangannya.
2.
Biaya dan Pengeluaran Produksi.
Meliputi
bahan baku, bahan penolong, tenaga kerja langsung, biaya pabrik tidak langsung
(factory overhead cost).
3.
Biaya masa percobaan atau uji coba
Misalnya;
biaya-biaya yang diperkirakan akan terjadi di luar produksi normal selama masa
operasi percobaan. Misalnya; biaya waktu lembur, pengulangan pekerjaan,
kerusakan, dan biaya penelitian teknikal.
4.
Faktor-faktor lain yang berkaitan dengan fasilitas yang dibutuhkan proyek
Misalnya
fasilitas penunjang; yaitu jalan raya, pelabuhan udara dan laut, jalan kereta
api, air, listrik, dan komunikasi.
Analisis
Teknikal sebaiknya meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Deskripsi
Produk, termasuk spesifikasi dalam bentuk fisik, mekanis, dan unsur kimia
(kalau ada) serta penggunaan produk tersebut.
2.
Deskripsi proses produksi yang dipilih untuk menunjukkan aliran proses
produksinya. Perlu pula disajikan alternatip proses produksi yang lain, dan
alasan dipilihnya proses produksi yang bersangkutan.
3.
Rencana Kapasitas pabrik dan jadwal produksi yang menunjukkan volume yang
diproduksi dalam suatu priode dengan mempertimbangkan pula masa produksi
percobaan dan faktor-faktor teknis lain.
4.
Pemilihan mesin dan peralatan proyek termasuk spesifikasinya, perlengkapan yang
perlu dibeli dan dari mana asalnya, siapa pemasok-pemasoknya, masa pengangkutan
dari pabrik asal ke proyek dan kapan dikirimkan. Perlu diteliti pula cara
pembayaran mesin dan mengadakan suatu analisis komparasi beberapa alternatif
mesin dari segi biaya, mutu, dan pengadaan suku cadang.
5.
Identifikasi lokasi pabrik dan kondisi-kondisi yang diinginkan menyangkut jarak
lokasi dari sumber bahan baku dan pasar (barang jadi). Bagi proyek baru, perlu
pula diteliti studi komparasi berbagai lokasi terutama dilihat dari kelebihan
dan kekurangan masing-masing.
6.
Rencana Tata Letak (Layout) pabrik dan perkiraan biaya usulan pendirian
bangunan dan pengembangan lokasi.
7. Pengadaan
bahan baku dan bahan penolong termasuk deskripsi fisik, kimia, jumlah yang
dibutuhkan, biaya pada saat itu dan prospeknya, cara pembayaran, lokasi pemasok
bahan baku, dan kelangsungan penyediaan.
8.
Perkiraan kebutuhan tenaga kerja termasuk tenaga kerja langsung dan tenaga
kerja tidak langsung serta kebutuhan tenaga supervisi.
9.
Penentuan jenis dan jumlah limbah proyek termasuk deskripsi metode penanganan,
serta jumlah biaya penanganan limbah.
10.
Perkiraan biaya produksi.
Hal-hal
tersebut perlu dinilai tidak hanya pada satu lokasi melainkan juga di beberapa
alternatif lokasi. Misalnya, suatu industri membutuhkan sejumlah besar bahan
bakar yang tersedia di suatu lokasi, dimana lokasi tersebut dapat menghasilkan
bahan bakar dengan jumlah dan kualitas tertentu sesuai kebutuhan proyek dengan
biaya yang serendah-rendahnya.
Sejumlah
alternatif lokasi lain menyediakan bahan bakar yang dibutuhkan, tetapi
penentuan lokasi yang dipilih adalah tergantung pada kombinasi biaya minimal
dari biaya-biaya pengangkutan bahan baku dan bahan bakar ke pabrik serta biaya
pengangkutan barang jadi ke pasar.
Analisa
Teknikal pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk mempelajari
kebutuhan-kebutuhan teknikal, biaya-biaya produksi dari berbagai alternatif,
dan menilai pemenuhan serta penyediaan kebutuhan-kebutuhan teknikal proyek
tersebut pada berbagai alternatif. Berdasarkan pada analisis ini pula dapat
diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya
eksploitasinya.
Sumber :
Yulianti, Handaru, Sri dan Tamjuddin. (2022). Studi Kelayakan Bisnis.
Jakarta : Universitas Terbuka